Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Selasa, 22 Juni 2021 | 11:13 WIB
Kuburan orang Kristen atau makam orang Kristen diteror. Kuburan orang kristen Solo dirusak. Lalu Wali Kota Solo Gibran ngamuk. (Youtube Berita Surakarta)

SuaraBali.id - Kuburan orang Kristen atau makam orang Kristen diteror. Kuburan orang kristen Solo dirusak. Lalu Wali Kota Solo Gibran ngamuk.

Gibran Rakabuming Raka emosi atas kasus perusakan makam di Mojo Pasar Kliwon. Pelaku teror perusak kuburan Kristen itu adalah anak-anak.

Gibran Rakabuming meminta kasus perusakan makam di Cemoro Kembar, Mojo, Pasar Kliwon ini dituntaskan.

Hukum mesti ditegakkan dan sekolah informal tempat belajar anak-anak akan ditutup saja.

Baca Juga: Takut! Gibran Ngamuk di Kuburan Cemoro Kembar: Ngawur Sekali, Tutup Sekolah!

Bukan cuma anak-anak perusak makam saja yang bakal ditindak, Gibran mengatakan pun demikian dengan pengelola sekolah informal anak-anak tersebut belajar. Ternyata sekolah yang dimaksud tak kantongi izin.

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka saat meninjau langsung ke TPU Cemoro Kembar di Kampung Kenteng Kelurahan Mojo Kecamatan Pasar Kliwon yang dirusak, Senin (21/6/2021). [Suara.com/Ari Welianto]

“Segera kami proses, pengasuh dan anak-anak juga perlu pembinaan. Ini sudah ngawur banget, melibatkan anak-anak. Tutup saja, sudah enggak bener,” jelas Gibran soal rusak makam dikutip dari Solopos, Senin kemarin.

Menurut pengakuan warga dan ahli waris makam, perusakan makam adalah anak-anak. Itu menurut juru kunci makam.

Setidaknya ada 12 makam yang rusak, ornamen nisan copot. Makamnya dipukul batu, salibnya dirobohin sampai makamnya digeser.

Salah satu ahli waris makam, Andrea Budi Prasetyo mengaku mengetahui makam keluarganya rusak pada Rabu pekan lalu. Kemudian kasus ini sampailah terdengar ke penegak hukum.

Baca Juga: Pertama Kali! Gibran Ngamuk Saat Sidak Gara-gara Ulah Guru Ini

Kuburan orang Kristen atau makam orang Kristen diteror. Kuburan orang kristen Solo dirusak. Lalu Wali Kota Solo Gibran ngamuk. (Youtube Berita Surakarta)

Andreas dipanggil Polsek Pasar Kliwon kemudian untuk dipertemukan dan mediasi dengan anak-anak perusak makam. Hasil mediasi perusak makam akan memperbaiki makam, sedangkan Andreas sih sudah menerima insiden itu.

Lurah Mojo Margono menjelaskan aslinya kasus ini sudah tidak diproses hukum oleh kepolisian lantaran sudah selesai dalam tahap mediasi.

Tapi karena mengandung unsur intoleran, maka 12 anak perusak makam tetap diproses hukum. Margono memastikan anak perusak makam bukan warga Mojo tapi luar kelurahan itu.

Belakangan muncul informasi, sekolah informal tempat anak perusak makam belajar adalah sekolah keagamaan.

Load More