Scroll untuk membaca artikel
Dythia Novianty
Jum'at, 04 Juni 2021 | 18:52 WIB
Kisruh Pembahasan Perarem. [BeritaBali/Ist]

SuaraBali.id - Perbekel Pecatu Made Karyana Yadnya akhirnya buka suara perihal terjadinya ricuh dalam pengesahan Perarem Ngadegang Kelihan Desa Adat dan Prajuru Desa Adat Pecatu pada Selasa (1/6/2021).

Hal tersebut berkenaan dengan tahapan pembentukan Perarem Ngadegang Kelihan Desa Adat dan Prajuru Desa Adat Pecatu mengingat masa waktu Kelihan Desa Adat Pecatu telah berakhir.

“Masa waktu Kelihan Desa Adat kan sudah berakhir. Maka dibuatkanlah Perarem yang dipakai dalam rangka Ngadegang Kelihan Desa Adat," jelasnya dilansir laman BeritaBali, Jumat (4/6/2021).

Menurutnya, Perarem inilah yang akan dipakai pedoman ke depannya. Kejadian yang terjadi di Wantilan Murda Ulangun Desa Pecatu, sekitar pukul 09.00 WITA itu.

Dalam rangka penyusunan Perarem tersebut, sambung dia, telah dibentuk sebuah tim dimana tim bersangkutan diisi oleh utusan dari masing-masing banjar. Dan dirinya pun ikut serta di dalamnya, yakni sebagai seorang Pengarah.

Baca Juga: Viral Perempuan Bali Bawa Banten Naik Bukit Terjal di Buleleng

Tim ini sudah berjalan, dia menambahkan, beberapa kali sudah mengadakan kegiatan pertemuan.

"Sampai tahapan kesembilan, rancangan Perarem itu sudah bisa diwujudkan oleh tim. Untuk penyempurnaan rancangan itupun sudah dilakukan penyerapan aspirasi dari masyarakat sebelum ditetapkan," jelasnya.

Dia menambahkan bahwa ruang dan waktu sebenarnya sudah diberikan, yang karena kondisi pandemi, jadi saat itu yang datang adalah utusan banjar lewat Tempekannya masing-masing 4 orang.

Saat itu, terdapat sejumlah masukan yang dipastikan telah tercatat. Dan itu kemudian ditindaklanjuti dengan pembahasan dalam tim.

"Kita kaji dalam tim, dan memang ada beberapa hal yang perlu kita sempurnakan dan ada pula yang dianggap tidak relevan,” cetusnya.

Baca Juga: Legenda Men Brayut Besarkan 18 Anak, Kisah Perempuan Kuat Bali

Setelah disempurnakan, rancangan Perarem bersangkutan dipastikan sudah dimintakan verifikasi ke Majelis Desa Adat (MDA). Sehingga mendapat semacam disposisi kepada tim untuk melanjutkan dan menetapkan Perarem bersangkutan.

“Tadi pagi kita undang lagi masyarakat lewat Paruman Krama. Disanalah disampaikan semuanya oleh Bapak Nyoman Sujendra selaku Ketua Tim Penyusunan Perarem,” katanya.

Kericuhan katanya terjadi saat ketua tim memastikan kembali apakah perarem bersangkutan sudah bisa disahkan atau tidak.

Ternyata, ada beberapa masyarakat yang ingin memberikan masukan kembali.

“Tapi saat itu situasi sudah segera cair, dan sudah menjadi keputusan bahwa Perarem Ngadegang Kelihan Desa Adat dan Prajuru Desa Adat Pecatu sudah sah,” pungkasnya.

Load More