Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Kamis, 06 Mei 2021 | 10:19 WIB
Denny Siregar [Ist]

SuaraBali.id - Denny siregar serukan muslim ke gereja untuk mempelajari keragaman Indonesia dan toleransi sesama umat beragama. Dia menentang larangan umat muslim ke gereja dari Ustadz Adi Hidayat dan Ustadz Somad atau Ustadz Abdul Somad.

Seruan itu bermula saat Denny Siregar mengunggah foto dirinya tengah berada di sebuah gereja. Denny Siregar tampak hadir sebagai pembicara dengan mengenakan kemeja hitam serta celana panjang berwarna krem.

"Pasti gua dibilang kafir nih...," tulis Denny Siregar melalui media sosialnya, seperti dikutip terkini.id, Kamis (6/5/2021).

Foto tersebut diunggah Denny setelah publik ramai membicarakan soal Gus Miftah dan larangan Muslim untuk memasuki gereja.

Baca Juga: Gus Miftah Masuk Gereja, Disinggung Ustaz Adi Hidayat dan UAS?

"Saya dulu sering banget diundang ke Gereja. Dan oke oke saja, gada masalah. Bahkan iman saya juga gak berubah. Pihak pengundang tahu saya beragama Islam. Tapi mereka juga asik-asik aja. Justru ketika diundang itulah saya menyampaikan misi persahabatan saya," ungkap Denny Siregar.

"Apakah begitu penting saya harus memenuhi undangan pihak Gereja? Sangat penting. Karena saya tidak ingin ada kesalahpahaman antar umat beragama hanya karena ulah segelintir manusia," sambungnya.

Pegiat media sosial Denny Siregar.[YouTuber/COKROTV]

Denny Siregar lantas memberi saran agar sekali-kali kita mengunjungi tempat ibadah agama lainnya sehingga bisa lebih melihat kebesaran Tuhan.

"Sekali sekalilah datang ke Gereja, Vihara, Kelenteng ataupun rumah ibadah agama yang berbeda lainnya. Di sana kalian akan melihat kebesaran Tuhan yang menciptakan manusia dengan perbedaannya dan kita diperintahkan untuk belajar dari itu semua," pungkas Denny Siregar.

Larangan Ustadz Adi Hidayat dan Ustadz Somad

Baca Juga: Ustadz Somad: Muslim Haram Masuk Rumah Ibadah Agama Lain

Ustadz Adi Hidayat menyatakan umat Islam dilarang masuk gereja. Ustadz Adi Hidayat mengutip ayat dan fatwa pendiri Nahdlatul Ulama Kiai Hasyim Asyari.

Load More