SuaraBali.id - Natalius Pigai menilai ulama dihina dan agama Islam dianiaya di Indonesia. Itu alasan Natalius Pigai membela kelompok ormas Islam.
Mantan Komisioner Komnas HAM itu sering membela hak-hak ormas Islam di Indonesia lewat omongannya. Sementara Natalius Pigai adalah beragama Kristen.
Natalius Pigai menjelaskan beberapa tahun terakhir Islam menjadi kelompok yang tidak diperlakukan adil di Indonesia.
Sehingga, menurutnya, itu patut diperhatikan atau bahkan dibela habis-habisan.
“Saya tidak pro kelompok Islam. Maaf, kalau disuruh pilih agama, jelas saya Katolik. Kalau disuruh pilih Tuhan, saya pilih Tuhan Yesus. Dan itu tidak ada yang bisa ganggu saya,” ujar Pigai, dikutip dari saluran Youtube Refly Harun yang tayang beberapa bulan lalu.
“Tetapi, persoalan ketidakadilan kita harus punya kepentingan. Mengucapkan kebenaran, ya kita harus mengucapkan kebenaran. Ketika orang Islam merasa teraniaya, kita lihat dengan mata kepala, mereka (kelompok Islam) mendapat ketidakadilan (di Indonesia),” sambungnya.
Meski penganut Katolik yang taat, namun secara tak langsung dia mengaku sedih melihat fenomena keislaman di Tanah Air.
Sebab, kata dia, alih-alih mendapat perlindungan, kelompok mayoritas tersebut justru seperti ditekan negara.
Misalnya, ulama atau pemuka agama yang menurutnya kerap dikriminalisasi, serta ormas Islam yang ruang geraknya semakin dibatasi.
Baca Juga: Laporkan Azis Syamsuddin ke MKD, GPI: Tak Pantas Pimpinan DPR Lakukan Itu
Kenyataan tersebut, kata Natalius Pigai, yang akhirnya membuat naluri kemanusiaannya terguncang.
“Kita melihat, kok negara ini terlalu menekan komunitas Islam. Komunitas yang dimaksud apa? Ketika ulama dihina, agama Islam juga teraniaya. Karena antara ulama dan agama itu adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan. Maka, tugas kita menjaga supaya agama Tuhan terjaga dengan benar,” terangnya.
Pada kesempatan yang sama, Refly Harun bertanya, apakah kelompok Katolik dan gereja menentang keputusan Pigai yang acap ‘merapat’ ke kelompok Islam? Nyatanya, tidak.
Bahkan, yang terjadi justru sebaliknya. Pigai mendapat dukungan besar-besaran.
“Saya bersyukur, saya selalu didukung oleh pimpinan gereja Katolik di Indonesia, artinya gereja selalu menghormati saya. Lalu yang kedua, orang Papua di media sosial hingga kini tak pernah mengkritik apa yang telah saya kerjakan.”
“Dengan demikian, yang menentang saya membela umat Islam, itu cuma oknum-oknum orang Kristen, Hindu, Budha, dan bagian dari kelompok oligargi atau oknum-oknum pemerintah. Rakyat di bawah selalu mendukung,” kata dia.
Berita Terkait
-
Review The Carpenter's Son Versi Non-Kristen: Eksperimen Menarik tapi Hasil Setengah Matang
-
Di Balik Tahta Sulaiman: Menyusuri Batin Bilqis di Novel Waheeda El Humayra
-
Christmas Carol Colossal Hidupkan Semangat Natal di Jantung Kota Jakarta
-
Rantai Pasok Indonesia dalam Bayang Bencana Alam: Pelajaran dari Aceh dan Sumatera
-
Gebrakan KemenHAM di Musrenbang 2025: Pembangunan Wajib Berbasis HAM, Tak Cuma Kejar Angka
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
BRI Bersama BNI dan PT SMI Biayai Proyek Flyover Sitinjau Lauik Senilai Rp2,2 Triliun
-
Rekomendasi Rental Motor Murah di Bali Mulai Rp50 Ribu
-
5 Rekomendasi Penginapan Murah Meriah di Ubud Bali
-
7 Tempat Wisata Wajib Dikunjungi Saat Pertama Kali ke Bali
-
5 Mobil Keluarga dengan 'Kaki-Kaki' Jangkung Anti Banjir