SuaraBali.id - Seorang siswa SMP di Ubud ada yang meninggal saat penerapan Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Hingga kini, Ketua Komisi Penyelenggara Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Provinsi Bali Anak Agung Sagung Anie Asmoro, mempertanyakan penyebabnya.
"Apakah benar karena serangan jantung atau lainnya karena dari Puskesmas tidak melakukan swab. Hal ini, perlu ditelusuri agar orang tua dan siswa lainnya tidak resah," ungkapnya dilansir laman BeritaBali, Rabu (7/4/2021).
Sementara itu, ia menegaskan penerapan PTM tidak ditentukan oleh status zona wilayah, akan tetapi ditentukan sejauh mana kesiapan pihak sekolah dan stakeholder terkait.
"Jika sekolah belum siap memenuhi infrastruktur dan protokol kesehatan maka tunda dulu," katanya.
Baca Juga: Mendikbud Nadiem Minta Sekolah yang Gurunya Telah Divaksin Gelar PTM
Lebih lanjut, ia mengatakan, Pemerintah pusat dan daerah sudah saatnya fokus mendukung pembiayaan kesiapan sekolah.
Mulai dari penyiapan infrastruktur adaptasi kebiasaan baru, protokol ksehatan dengan bersinergi antara dinas kesehatan dan pendidikan serta gugus tugas Covid-19 di daerah.
Selain itu pemerintah daerah dan pusat, menurutnya, juga semestinya melakukan rapat koordinasi yang berjenjang terkait data dan pemetaan sekolah yang termasuk siap, cukup siap, atau belum siap untuk penerapan belajar tatap muka.
"Apakah kabupaten Gianyar yang terjadi kasus siswa meninggal sudah punya data soal itu terkait sekolah mana yang sudah siap," tanyanya.
Sedangkan dari sisi orang tua yang masih resah atau ragu terkait kebijakan PTM, seharusnya bisa mengajukan keberatan. Dari sisi sekolah pun tidak bisa menyalahkan orang tua jika merasa tidak siap dengan anaknya ikut PTM.
Baca Juga: Daftar 85 Sekolah di Jakarta Gelar PTM Hari Ini, Jika Sukses Akan Diperluas
Berita Terkait
-
Ironi Bikin Elus Dada, Pemantau Pendidikan Bongkar Penyebab Masih Banyak Siswa SMP Belum Bisa Baca
-
Hasil Riset Bongkar Bobroknya Sistem Pendidikan, Ferry Irwandi Temui Banyak Siswa SMP Tak Bisa Baca: Dada Gue Sesak!
-
Tertangkap! Bocah SMP di Bekasi Tewas Tawuran Berdarah, Satu Pembacoknya Mendadak Nyantri di Pesantren
-
Kisah Pilu Bocah SMP di Lampung Di-bully Siswa Lain di Pematang Sawah, Korban Dikelilingi Sambil Dianiaya
-
Viral Puluhan Siswa SMP Tidak Bisa Membaca, Guru Ajari Sepulang Sekolah
Terpopuler
- Mahfud MD Sebut Eks Menteri Wajib Diperiksa Kasus Judol Pegawai Komdigi, Budi Arie Bilang 'Jangan Kasih Kendor'
- Rocky Gerung Spill Dalang yang Bongkar Kasus Judi Online Pegawai Komdigi
- Kejanggalan Harta Kekayaan Uya Kuya di LHKPN KPK, Dulu Pernah Pamer Saldo Rekening
- Berani Sentil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Segini Harta Kekayaan Melly Goeslaw
- Bak Gajah dan Semut, Beda Citra Tom Lembong vs Budi Arie Dikuliti Rocky Gerung
Pilihan
-
Petinggi Lion Air Masuk, Bos Garuda Irfan Setiaputra Ungkap Nasibnya Pada 15 November 2024
-
Profil Sean Fetterlein Junior Kevin Diks Berdarah Indonesia-Malaysia, Ayah Petenis, Ibu Artis
-
Kritik Dinasti Politik Jadi Sorotan, Bawaslu Samarinda Periksa Akbar Terkait Tuduhan Kampanye Hitam
-
Bakal Dicopot dari Dirut Garuda, Irfan Setiaputra: Siapa yang Dirubah Engga Tahu!
-
Pegawai Komdigi Manfaatkan Alat AIS Rp250 M untuk Lindungi Judol, Roy Suryo Duga Ada Menteri Ikut 'Bermain'
Terkini
-
3 Maskapai Kembali Batalkan Penerbangan Karena Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki
-
Jelang Debat Kedua, TGB Sholat Jumat Bersama Zulkieflimansyah, Lawan Kakaknya di Pilgub NTB
-
BKSDA Minta Waspadai Kemunculan Ular Piton di Rumah Warga Saat Musim Hujan
-
Anomali Cuaca Ekstrem di Mataram Bisa Terjadi Sewaktu-waktu, Nelayan Diminta Waspada
-
Masyarakat Bali Diajak Periksa Bila Temukan Gejala TBC, Biaya Ditanggung BPJS Dan Global Fund