Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Selasa, 06 April 2021 | 13:08 WIB
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. (dokumentasi Kemenag)

SuaraBali.id - Majelis Ulama Indonesia atua MUI ribut doa pembuka raker Kemenag atau Kementerian Agama. Sebab Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas memberikan masukan jika doa pembuka ketika Raker Kemenag tidak hanya diisi dengan pembacaan Al Quran tapi juga doa agama lain selain Islam.

Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas mengkritik keras ide sekaligus saran Gus Yaqut itu.

"Jadi bingung sendiri yang dilakukan oleh Menteri Agama ini," ungkapnya.

"Kalau di daerah yang mayoritas Islam seperti di Aceh, itu cukup dengan (doa) ajaran Islam, tetapi kalau di Bali ya (doa) Hindu, kalau di NTT ya (doa) agama Katolik, kalau di Sulawesi Utara (doa) Protestan, ya," jelas Anwar Abbas panjang lebar.

Baca Juga: Sri Mulyani Tiba-tiba Singgung soal Riba

Anwar Abbas lantas mengatakan bahwa Yaqut semestinya melihat pembicara dan mayoritas peserta yang hadir dalam suatu acara Kemenag.

Jika pembicara atau peserta yang hadir lebih banyak ke satu agama tertentu, maka menurut Anwar, doanya bisa disesuaikan. Dalam artian, mengikuti mayoritas agama pihak yang hadir.

"Kita kan negara demokrasi yang menjunjung tinggi toleransi," tuturnya.

"Toleransi itu baru punya makna kalau dia diletakkan di tengah-tengah perbedaan," lanjutnya.

"Kalau saya orang Islam, ya, ucapkanlah salam secara orang Islam," papar Abbas lagi.

Baca Juga: Fatwa MUI Jatim: Rapid Test, GeNose, Swab Test Tidak Batalkan Puasa

"(Jika) Salam juga mau digabung, ya itu namanya homogenisasi dan itu tidak mencerminkan pluralitas."

Anwar kemudian mempertanyakan apa pentingnya membacakan doa agama tertentu, tetapi tidak ada penganutnya yang hadir dalam acara Kemenag.

Oleh karena itu, kritikan Anwar akhirnya berujung pada hal di mana ia menyebut Menag Yaqut kurang mengerti toleransi.

"Menteri Agama ini kurang ngerti tentang toleransi. Toleransi itu baru punya arti, baru punya makna (jika berada) di tengah-tengah perbedaan dan kita menghargai perbedaan itu," ucap Anwar.

Tak hanya itu, Anwar secara terang-terangan juga menyebut Menag Yaqut telah kehilangan akal akibat obsesinya pada persatu dan kesatuan.

"Itu namanya Menteri yang menurut saya kehilangan akal, terlalu diobsesi oleh persatuan dan kesatuan. Persatuan dan kesatuan itu tidak rusak oleh keberbedaan," pungkas Anwar Abbas.

Polemik ini Bermula dari Gus Yaqut ingin semua agama yang diakui di Indonesia mendapatkan kesempatan yang sama dalam berdoa.

"Pagi hari ini saya senang rakernas dimulai dengan pembacaan ayat suci Al Quran ini memberikan pencerahan sekaligus penyegaran untuk kita semua," ujar Menag Yaqut saat memberikan sambutan dalam rapat kerja nasional (rakernas) Kemenag 2021 pada Senin kemarin.

"Tapi akan lebih indah lagi jika doanya semua agama diberikan kesempatan untuk memulai doa," sambungnya.

"Jadi, jangan ini kesannya kita ini sedang rapat ormas Kementerian Agama, ormas Islam Kementerian Agama, tidak. Kita ini sedang melaksanakan rakernas Kementerian Agama yang di dalamnya bukan hanya urusan agama Islam saja," tutup Yaqut.

Hal itu disampaikannya ketika meminta doa semua agama dibacakan di acara-acara Kementerian Agama (Kemenag) karena menurutnya, Kementerian Agama bukanlah suatu ormas untuk Islam semata.

Load More