SuaraBali.id - Presiden Jokowi tetap menghadiri pesta pernikahan saat pandemi COVID-19. Bukan hanya ke pernikahan Aurel Hermansyah dan Atta Halilinntar. Hal itu diungkap Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Ali Mochtar Ngabalin.
Makanya, Ngabalin heran Jokowi kondangan ke Aurel dan Atta Halilintar jadi polemik. Jokowi menghadiri pernikahan adalah suatu hal yang biasa, terlebih secara pribadi. Jokowi juga datang di acara nikah sopir dan ajudannya.
"Kalau soal Presiden datang di acara Aurel dan Atta itu kan bukan saja peristiwa yang pertama, orang sopirnya saja, ajudannya saja menikah beliau datang. Tergantung pada konteks Pak Jokowi hadir secara personal," kata Ngabalin, Senin (5/4/2024).
"Jadi, itu yang kadang juga kita bilang apa yang menjadi masalah, gitu loh. Kok jadi beritanya luar biasa viral kayak begitu," sambungnya.
Ngabalin menekankan bawa hal yang paling penting untuk diperhatikan dalam hal ini adalah protokol kesehatan.
Terkait itu, Ngabalin menilai bahwa acara pernikahan Atta dan Aurel telah menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
"Intinya kan sebenarnya pada protokol kesehatan, karena yang dikhawatirkan itu menimbulkan klaster-klaster baru. Bandingkan saja dengan acara yang ketat protokol kesehatan dibanding kemarin," tuturnya.
Terlebih, kata Ngabalin, sebelum acara pernikahan, seluruh tamu sudah diwajibkan untuk tes PCR. Hal itu menjadi bukti protokol kesehatan yang sangat baik.
"Itu sudah tes PCR. Orang itu dilakukan dengan sangat ketat, tidak ada kekhawatiran-kekhawatiran," tegas Ngabalin.
Baca Juga: Jokowi Kondangan ke Aurel, Rocky Gerung: Gila, Privat Jadi Peristiwa Publik
Seperti diketahui, pernikahan Atta dan Aurel yang akadnya dilaksanakan pada Sabtu, 3 April 2021 memang menyedot perhatian. Pasalnya, pernikahan selebriti itu dihadiri oleh pejabat-pejabat tinggi negara. Selain Presiden, hadir pula Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Ketua MPR Bambang Soesatyo.
Namun, banyak pihak yang mengkritik bahwa kehadiran Presiden di hajatan itu bukanlah contoh yang baik bagi masyarakat.
Salah satu yang mengkritik kehadiran yaitu Wasekjen Partai Keadikan Sejahtera (PKS), Ahmad Fathul Bari.
"Presiden sebagai Kepala Negara harus menjadi teladan yang baik, apalagi pernah ada kerumunan yang terjadi yang secara tidak langsung mungkin dilakukan oleh beliau sendiri saat di NTT atau contoh lainnya. Sehingga bukan hanya keteladanan yang dapat beliau contohkan, tetapi juga keadilan pun dapat dirasakan bagi masyarakat," kata Fathul.
Berita Terkait
-
Babak Penentuan Kasus Ijazah Palsu Jokowi, Polisi Gelar Perkara Khusus Senin Depan
-
Purbaya Blak-blakan Kondisi RI Era Jokowi: Ekonomi Susah, Swasta Enggak Dikasih Ruang
-
Aplikasi AI Sebut Jokowi Bukan Alumnus UGM, Kampus Buka Suara
-
Aurel Hermansyah Ajak Ameena Nonton Konser BLACKPINK, Netizen Malah Ribut?
-
Ajak Ameena Nonton Konser BLACKPINK, Kok Aurel Hermansyah Disentil Netizen?
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Batik Malessa, Dari Kampung Tipes Memberdayakan Perempuan dan Menggerakkan Ekonomi Keluarga
-
BRI Bersama BNI dan PT SMI Biayai Proyek Flyover Sitinjau Lauik Senilai Rp2,2 Triliun
-
Rekomendasi Rental Motor Murah di Bali Mulai Rp50 Ribu
-
5 Rekomendasi Penginapan Murah Meriah di Ubud Bali
-
7 Tempat Wisata Wajib Dikunjungi Saat Pertama Kali ke Bali