Scroll untuk membaca artikel
RR Ukirsari Manggalani
Senin, 05 April 2021 | 16:40 WIB
Manuskrip daun lontar di Museum Bali, Denpasar. Sebagai ilustrasi [Suara.com/Luh Wayanti]

SuaraBali.id - I Ketut Sudarsana, Bendesa Adat Kapal, Bali menuturkan bahwa berdasarkan Lontar Babad Gumi tercatat pernah terjadi grubug atau wabah di Desa Kapal maupun di Bali secara umum, yang berlangsung pada 1555.

Dikutip dari BeritaBali.com, jaringan SuaraBali.id, masyarakat pada saat itu merasakan kengerian dikarenakan dalam satu hari kerap terjadi puluhan warga meninggal.

Akhirnya, penduduk Desa Kapal bergerak dari kampung mereka, lantas menyebar ke beberapa daerah di Bali dan menetap sampai sampai kekinian.

"Penyebaran paling banyak ke daerah Tabanan, Buleleng, Negara bahkan sampai ke daerah Karangasem juga ada," jelas I Ketut Sudarsana.

Baca Juga: Wisata Bali: Museum di Denpasar Menyimpan Kisah Orang-orang Berkulit Putih

Menurutnya, kondisi seperti wabah Covid-19 seperti saat ini sejak dahulu telah ada. Namun, wabah yang melanda saat ini masih bisa disyukuri, mengingat kemajuan teknologi serta ilmu kesehatan semakin meningkat.

"Ya, kondisinya pada tahun 1555 tidak seperti pandemi yang terjadi saat ini. Meskipun dalam kondisi pandemi kini ada yang meninggal, namun rata-rata disebabkan karena penyakit penyerta," lanjutnya.

Dari penyelusuran menyoal pandemi 1555, beberapa warga desa Kapal yang keluar dari wilayah ini dan menetap di daerah lain memiliki Pura Sada sebagai salah satu bukti asal muasal mereka.

"Bahwasanya sampai saat ini beberapa warga yang pernah keluar dari Desa Kapal, keturunannya menyatakan asalnya dari sini. Karena, setiap pujawali di Pura Sada, sebagian pemedek datang dari beberapa daerah di luar Desa Kapal menyatakan dirinya berasal dari sini," tutupnya.

Baca Juga: Wisata Bali: Ingin Berperjalanan saat Pandemi Covid-19? Tetaplah Waspada

Load More