Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Kamis, 01 April 2021 | 10:04 WIB
Terduga teroris yang diduga perempuan, menyerang kompleks Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (31/3/2021). [dokumentasi]

SuaraBali.id - Ada pesan terselubung Zakiah Aini, terduga teroris perempuan, untuk kaum lelaki. Seolah, Zakiah Aini berpesan kaum lelaki jangan mau kalah lakukan jihad.

Hal itu dikatakan mantan napi teroris, Sofyan Tsauri. Sofyan mengatakan pola menggunakan perempuan dalam aksi terorisme belakangan ini adalah hal baru dan menarik. Sofyan menilai Zakiah Aini merupakan bagian dari jaringan kelompok JAD.

“Untuk pertama kalinya Mabes polri jadi sasaran, menariknya apalagi ini perempuan. Kenapa? Pesan mereka kenapa perempuan, ini untuk memicu kaum laki kelompok ini untuk lakukan hal yang sama,” jelas Sofyan, Kamis (1/4/2021).

Dia mengatakan Zakiah Aini beraksi supaya untuk membuat kaum laki-laki kelompok teroris jangan mau kalah.

Baca Juga: Tetangga Zakiah Aini: InsyaAllah Enggak Dikucilkan, Orangtuanya Orang Baik

“Ini akan membuat malu kelompok laki-laki, menginspirasi memotivasi laki-laki kelompok ini (untuk) maju. Ada pesan moral meski ini perbuatan nggak bagus ya, mereka (teroris perempuan) akan mentahrif (mengganti) kaum laki-laki (dalam aksi terorisme)” tutur Sofyan.

Teroris perempuan berjilbab Zakiah Aini

Kantor polisi harus waspada

Ketua Centra Initiative dan peneliti Imparsial Al Araf menyarankan kepada Kepolisian RI untuk memperketat sistem pencegahan dan pengawasan di seluruh kantor polisi setelah terjadi penyerangan di Markas Besar Kepolisian RI.

"Serangan yang terjadi di Makassar dan Jakarta menunjukkan kelompok teroris masih memiliki jejaring untuk terus melakukan perlawanan dengan aksi bom bunuh diri, penembakan, dan lainnya," kata Al Araf.

Selain memperketat pengamanan di seluruh kantor polisi, Al Araf mengatakan upaya mengungkap kasus untuk membongkar sel-sel teroris yang ada di Indonesia juga menjadi suatu hal yang penting.

Baca Juga: Reaksi Tetangga Dengar Zakiah Aini Jadi 'Lone Wolf' Serang Mabes Polri

Dari sisi regulasi, Al Araf menyarankan agar Pemerintah dan DPR segera melakukan pembahasan peraturan perundang-undangan tentang peredaran senjata api dan bahan peledak.

"Undang-undang yang ada saat ini masih mengacu pada aturan pada masa Orde Lama, sehingga sudah tidak kontekstual dengan kondisi saat ini. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sudah membuat drafnya, tinggal diajukan ke DPR," ujarnya pula.

Terkait dengan penyerangan di Mabes Polri, Al Araf mengatakan serangan yang dilakukan hanya sasaran antara karena pada dasarnya aksi teror dilakukan untuk membuat ketakutan yang meluas di kalangan masyarakat.

Jenazah Zakiah Aini, penyerang Mabes Polri, dibawa ke mobil ambulans usai selesai diotopsi di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (1/4/2021) dini hari. [Suara.com/Fakhri Fuadi Muflih]

"Serangan ke Mabes Polri ingin memberikan pesan bahwa markas besar polisi bisa mereka serang untuk menimbulkan ketakutan publik," katanya.

Dalam konteks tersebut, Al Araf mengatakan masyarakat jangan terbawa pada tujuan kelompok teroris dengan merasa takut. Kelompok teroris harus dilawan dengan tidak merasa takut yang berlebihan.

"Bila publik takut, berarti tujuan mereka menciptakan ketakutan berhasil," ujarnya lagi.

Sebelumnya, terjadi penyerangan terhadap Mabes Polri di Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan pada Rabu sore oleh seseorang bersenjata api. Pelaku seorang perempuan kemudian dilumpuhkan polisi dengan tembakan hingga tewas.

Load More