SuaraBali.id - Politikus Gerindra Arief Poyuono dukung Jokowi presiden 3 periode. dia ngotot akan mendorong Jokowi jadi presiden lagi meski sudah 2 periode.
Arief Poyuono pun meyakini bahwa Jokowi nantinya akan berubah pikiran terhadap keputusannya itu apabila masyarakat juga ikut mendorong Mantan Gubernur DKI tersebut maju di Pilpres 2024.
Hal itu disampaikan Arief Poyuono saat hadir di tayangan program Mata Najwa, seperti dilihat pada Kamis 18 Maret 2021.
Menurutnya, saat ini ia tak melihat ada tokoh lain yang melebihi kehebatan Jokowi dalam menjaga stabilitas negara.
Arief pun menegaskan, penilaiannya itu bukanlah untuk mencari muka di mata Presiden Jokowi.
"Saya bukan cari muka, menampar mau jorokin Jokowi," ujar Arief Poyuono.
Maka dari itu, kata Arief, dirinya akan tetap mendorong Jokowi maju kembali di Pilpres 2024 untuk masa jabatan tiga periode.
"Saya minta kelegowoan Jokowi kalau nanti ini bisa diamandemen, kan amandemen UUD bukan harga mati, saya akan minta pak Jokowi maju lagi," ungkapnya.
Ia pun meminta pihak yang khawatir dengan Jokowi agar melihat situasi lebih jernih.
Baca Juga: Warga Jalan Inspeksi Berkerumun Rebutan Sembako Jokowi Sampai Jatuh
Pasalnya, menurut Arief, meskipun jabatan tiga periode dibuka tidak serta Jokowi yang akan terpilih lagi menjadi presiden. Sebab menurutnya, Jokowi harus berkompetisi lagi melalui pemilihan presiden dan pasti akan ada lawannya.
Terkait Jokowi yang sudah tak berniat menjadi presiden lagi di 2024 mendatang, Arief pun menilai hal itu wajar lantaran konstitusi UUD belum berubah.
"Kenapa (Jokowi) nggak mau? Karena konstitusinya belum diubah. Presiden harus menjalankan konstitusi yang berlaku hari ini. Kalau konstitusi diubah dan terus saya bersama rakyat meminta dia kembali untuk maju, saya rasa dia akan berubah pikiran," tuturnya.
Mengutip Hops.id, Arief Poyuono dalam tayangan program Mata Najwa tersebut juga mengakui sudah sejak 2019 menggaungkan wacana jabatan presiden tiga periode.
Adapun alasannya terkait hal itu yakni pertama, masa jabatan presiden yang hanya dua periode menyontek praktik dari Amerika Serikat. Padahal menurut Arief, AS dan Indonesia punya kultur politik yang berbeda.
"Di Negeri Paman Sam, jumlah partai politik cuma dua saja, sedangkan di Indonesia partai politiknya berkarung-karung. Belum lagi terjadi konflik partai politik yang bisa membuat stabilitas politik jadi kacau," jelasnya.
Berita Terkait
-
Purbaya Blak-blakan Kondisi RI Era Jokowi: Ekonomi Susah, Swasta Enggak Dikasih Ruang
-
Aplikasi AI Sebut Jokowi Bukan Alumnus UGM, Kampus Buka Suara
-
Alasan Eks Ajudan Jokowi Dipanggil Kejaksaan dalam Dugaan Pencucian Uang
-
Tak Main-main! PSI Riau Targetkan 60 Kursi di 2029, Sebut Jokowi akan Ikut Mengurus Partai
-
Polda Siapkan Gelar Perkara Khusus Kasus Ijazah Jokowi: Permintaan Roy Suryo Cs Jadi Pemicu?
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
BRI Bersama BNI dan PT SMI Biayai Proyek Flyover Sitinjau Lauik Senilai Rp2,2 Triliun
-
Rekomendasi Rental Motor Murah di Bali Mulai Rp50 Ribu
-
5 Rekomendasi Penginapan Murah Meriah di Ubud Bali
-
7 Tempat Wisata Wajib Dikunjungi Saat Pertama Kali ke Bali
-
5 Mobil Keluarga dengan 'Kaki-Kaki' Jangkung Anti Banjir