Scroll untuk membaca artikel
M. Reza Sulaiman | Lilis Varwati
Minggu, 17 Januari 2021 | 18:15 WIB
Tanaman hias keladi. (Dok. Elements Envato)

SuaraBali.id - Anda pemula baru ingin memulai hobi merawat tanaman hias? Simak dua jenis tanaman yang cocok untuk Anda berikut ini.

Menurut pengusaha tanaman hias asal Surabaya Devi Natalia menyebut, pemula perlu mengenali dulu kebutuhan tanaman yang akan disimpan di rumah.

"Kenali dulu tanaman apakah dia mau basah atau kering. Apakah bisa kena sinar matahari atau enggak. Kita harus bikin dia home sweet home," kata Devi dalam siaran langsung bersama Orami Parenting, Minggu (17/1/2021).

Untuk pemula, tanaman hias yang bisa dicoba, menurut Devi, adalah sirih gading dan keladi.

Baca Juga: Ingin Memulai Hobi Merawat Tanaman Hias, Ini Panduan untuk Pemula

Kedua jenis tanaman hias itu sama-sama menyukai media tanam air. Meski begitu tak bermasalah juga jika ditanam di dalam pot.

Seperti sirih gading, lanjut Devi, tanaman itu bisa hidup pada suhu apa pun. Juga mudah dilakukan perawatan jika mengalami kebusulan.

"Sirih gading, dia mau di hawa panas, hawa dingin, di mana pun dan daya hidupnya gampang banget karena akarnya banyak. Misalnya ada area yang busuk atau mati bisa dipotong nanti tumbuh lagi," ucapnya.

Akar sirih gading bisa tumbuh pada batangnya. Kemudian, batang tersebut bisa dipotong dan ditanam kembali pada pot berbeda. Sehungga koleksi tanaman hias bisa diperbanyak, kata Devi.

Sementara tanaman keladi, cukup diberikan waktu agar bisa beradaptasi dengan paparan sinar matahari. Karena habitat sebenarnya ada di dalam air.

Baca Juga: Bikin Heboh! Pria Ini Tukar Rumah 500 Juta dengan Tanaman Hias

"Keladi itu suka air, dia harus dilatih di matahari pagi. Dia gak letoy, batangnya kencang dan kaku padahal daunnya besar. Mungkin tahap selanjutnya harus sesuaikan pupuknya," jelas Devi.

Untuk jenis pupuk, Devi menyarankan untuk menggunakan pupuk organik.

"Pupuk organik itu memelihara tanah juga, memelihara lingkungan. Karena dengan pupuk organik kita memeilihara mikroorganisme di tanah agar tetap hidup. Tapi kalau (pupuk) kimia, bukannya tidak bagus. Pupuk kimia itu kaya fast food jadi tanah gak real subur," jelas Devi.

Load More