SuaraBali.id - Berjalan-jalan menjelajahi sejumlah destinasi wisata di siang hari, mungkin menjadi hal wajar yang kerap dilakukan oleh banyak orang. Tapi apa jadinya, jika sebuah komunitas punya cara tersendiri untuk menikmati museum di malam hari?
Ini dia Komunitas Malam Museum, yang punya cara unik untuk mengedukasi anak muda tentang sejarah. Bertempat di Yogyakarta, Komunitas Malam Museum bermula dari kegiatan mahasiswa yang kemudian meluas dan cukup mencuri perhatian banyak pihak.
Terinspirasi dari film Night at The Museum di tahun 2006, akhirnya tercetuslah ide dari Erwin Djunaedi dan kawan-kawannya untuk membuat Komunitas Malam Museum.
Tak hanya kegiatan internal saja, ternyata Komunitas Malam Museum ini juga punya banyak kisah menarik dan pengalaman seputar perjalanan mereka. Salah satunya yakni agenda Jelajah Malam.
Baca Juga: Mencicipi Gudeg Mbah Medi Kotagede yang Terkenal di Yogyakarta
Jelajah Malam Museum adalah kegiatan eksternal dari komunitas ini. Di kegiatan ini peserta dibatasi dengan umur mulai dari 17 hingga 45 tahun. Peserta akan diajak mengelilingi museum di malam hari dan tak dipungut biaya.
Dulu, Jelajah Malam Museum diadakan setelah maghrib atau pukul 18.30 WIB hingga 22.00 WIB. Namun sejak 2018, kegiatan dimulai pukul 16.00 WIB hingga 22.00 WIB.
Saat menjelajahi museum akan ada permainan yang akan diikuti partisipan. Nantinya, para partisipan akan diberikan modul dan juga pertanyaan. Mereka akan diberikan waktu untuk menyelasaikan permainan.
Para partisipan akan berpacu dengan waktu untuk dapat menjalankan misi yang telah diberikan. Di sinilah keseruan terjadi. Partisipan akan berlari agar waktu yang diberikan cukup dan akan saling berkompetisi satu sama lain.
“Karena ini tujuannya untuk edukasi ya, jadi belum pernah ada kejadian horror atau kesurupan. Tapi terkadang, ada peserta yang ‘peka’ terhadap hal itu sih,” cerita Erwin.
Baca Juga: Kisah Bagong, Selamat dari Letusan Merapi 10 Tahun Silam Berkat Lemari Tua
Kegiatan ini sangat diminati banyak orang. Pada saat pendaftaran dibuka, maka kuota dengan cepat akan segera terpenuhi. Di tiap kegiatan, jumlah peserta akan dibatasi 100 orang. Hanya dalam waktu satu jam saja akan banyak orang yang mendaftarkan diri.
Ramainya antusias ini membuat Malam Museum memberikan persyaratan setiap orang hanya boleh mengikuti kegiatan Jelajah Museum 1 kali dalam setahun. Ini agar setiap orang dapat kebagian merasakan serunya kegiatan Jelajah Malam Museum.
Banyak pula orang asal luar kota seperti Solo, Klaten, Semarang, bahkan Bandung yang menjadi peserta kegiatan ini. Mereka biasanya akan menjadwalkan liburan mereka ke Yogyakarta bersamaan dengan kegiatan Jelajah Malam Museum dihelat.
Kegiatan Eksternal Lainnya
Selain Jelajah Malam Museum ada 2 kegiatan eksternal lainnya. Pertama Kids in Museum, kegiatan ini dikhususkan untuk anak usia 6-12 tahun. Kegiatan ini mirip dengan Jelajah Malam Museum namun dilaksanakan pada pagi hari. Kegiatan yang dihadirkan pun sedikit berbeda, misalnya kegiatan mendongeng dan menggambar.
Kegiatan eksternal kedua yaitu Heritage. Pada kegiatan ini konsep mengenal budayanya lebih “serius” dibanding 2 kegiatan eksternal lainnya. Kegiatan Heritage dibuka untuk semua umur. Nantinya para peserta akan pergi ke sejumlah cagar budaya di wilayah Yogyakarta.
Aktivitas di Tengah Pandemi
Saat pandemi Covid-19 melanda Indonesia, kegiatan Malam Museum sempat terhenti sesaat. Namun, mereka mulai aktif kembali dengan kegiatan internal secara virtual. Beberapa webinar telah dilaksanakan sejak pandemi.
Selain webinar, saat era New Normal mulai berjalan, kegiatan Jelajah Museum pun di mulai kembali. Selama pandemi Covid-19, kegiatan Jelajah Museum di lakukan pada pagi hari.
Semua peserta wajib menerapkan protokol kesehatan seperti mencuci tangan, tidak sedang demam, menggunakan masker dan juga face shield.
Kegiatan Jelajah Museum yang dihelat di tengah pandemi Covid-19 tetap mendapat antusias luar biasa dari masyarakat.
Komunitas Malam Museum membuka 2 sesi dengan peserta 50 orang per sesi dan di tengah pandemi ini kuota peserta tetap terisi penuh. Tentu saja setiap peserta pun harus menjaga jarak aman.
Untuk sementara waktu ini pun, Komunitas Malam Museum belum menerima peserta dari luar kota Yogyakarta.
Berita Terkait
-
Sudah Lama Ngarep RK Pindah ke Jakarta Karena Toleran, Komunitas Tionghoa Deklarasi Dukungan ke Pasangan RIDO
-
Melawan Sunyi, Membangun Diri: Inklusivitas Tuna Rungu dan Wicara ADECO DIY
-
3 Tim Mahal dari Liga 2: Skuat Bernilai Miliaran Rupiah!
-
Kraton Yogyakarta Tuntut PT KAI Rp1000 Buntut Klaim Lahan di Stasiun Tugu Yogyakarta
-
Waspada! Sesar Opak Aktif, Ini Daerah di Jogja yang Dilaluinya
Terpopuler
- Kini Rekening Ivan Sugianto Diblokir PPATK, Sahroni: Selain Kelakuan Buruk, Dia juga Cari Uang Diduga Ilegal
- Gibran Tinjau Makan Gratis di SMAN 70, Dokter Tifa Sebut Salah Sasaran : Itu Anak Orang Elit
- Tersandung Skandal Wanita Simpanan Vanessa Nabila, Ahmad Luthfi Kenang Wasiat Mendiang Istri
- Dibongkar Ahmad Sahroni, Ini Deretan 'Dosa' Ivan Sugianto sampai Rekening Diblokir PPATK
- Deddy Corbuzier Ngakak Dengar Kronologi Farhat Abbas Didatangi Densu: Om Deddy Lagi Butuh Hiburan
Pilihan
-
Patut Dicontoh! Ini Respon Eliano Reijnders Usai Kembali Terdepak dari Timnas Indonesia
-
Ada Korban Jiwa dari Konflik Tambang di Paser, JATAM Kaltim: Merusak Kehidupan!
-
Pemerintah Nekat Naikkan Pajak saat Gelombang PHK Masih Menggila
-
Dugaan Pelanggaran Pemilu, Bawaslu Pantau Interaksi Basri Rase dengan ASN
-
Kuasa Hukum Tuding Kejanggalan, Kasus Cek Kosong Hasanuddin Mas'ud Dibawa ke Tingkat Nasional
Terkini
-
Dukung Industri Kreatif, Bank Mandiri Dorong Tenun Tradisional Bali, Lombok dan Kupang Menembus Pasar Global
-
Legenda Nasi Tahu Ni Sarti Sukawati: Kuliner Vegetarian yang Selalu Diburu Wisatawan
-
Dari Pos Pengungsian Gunung Lewotobi, Warga Tetap Dukung Dan Semangati Timnas Indonesia
-
Serangan Fajar Pilkada 2024 Diprediksi Beralih dari Tunai Jadi Uang Digital
-
Raja-raja di Bali Minta Bandara Bali Utara Dibangun di Atas Laut