SuaraBali.id - Pada dasarnya, melewatkan makan bukanlah kebiasaan baik. Jika dilakukan secara konsisten dalam jangka waktu lama, hal itu akan berdampak buruk pada kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Sebuah studi yang terbit dalam jurnal medis Metabolism menunjukkan, melewatkan makan di siang hari dan makan makanan besar satu kali di malam hari bisa menciptakan kadar gula darah puasa dan respons insulin yang tertunda. Kedua hal ini bisa menjadi penyebab diabetes dalam jangka panjang.
Perlu diketahui juga, mengonsumsi camilan atau minuman produk susu pun tak akan cukup untuk membantu mengatasi perut kosong.
"Itu pasti tak bakal bertahan sampai waktu makan berikutnya," ungkap Apple Chan, ahli gizi dari Rumah Sakit Gleneagles, Malaysia.
Baca Juga: Bisa Merusak Usus, Hindari Konsumsi 4 Makanan Ini saat Perut Kosong
Melansir dari Channel News Asia, berikut beberapa dampak kesehatan lain yang terjadi jika melewatkan makan:
Tidak akan kehilangan berat dalam jangka panjang
Kebisaan buruk ini justru akan membuat Anda gagal diet. Berat badan mungkin akan turun, tapi ini cuma terjadi dalam waktu sebentar.
"Lebih dari 50 persen penurunan berat badan secara cepat akan berubah begitu saja, yang bisa menyebabkan tekanan darah rendah yang serius," kata Chan memperingatkan.
Berdasarkan penelitian, 'berpuasa' yang berkelanjutan pada dasarnya cuma akan membakar sedikit lemak dan lebih banyak kehilangan air.
Baca Juga: Ngegas Abis! Deskripsi Makanan di Aplikasi Ojol Ini Bikin Warganet Ngakak
Kehilangan massa otot
Tubuh bakal 'memakan' otot, yang biasanya terjadi dalam 4-6 jam setelah tidak makan. "Selama tahap awal puasa, tubuh bisa memanfaatkan cadangan glikogen. Namun, simpanan ini bisa habis dalam waktu 24 jam," ucap Chan.
Chan menambahkan, kalau mengandalkan peningkatan pembakaran lemak melalui ketosis (proses di mana lemak dipecah oleh tubuh untuk digunakan sebagai energi), itu cuma terjadi setelah satu minggu kekurangan makanan.
"Pada waktu itu, tubuh akan membakar banyak otot untuk bahan bakar," imbuh dia.
Masalah pencernaan atau lambung
Perut akan terus menghasilkan cairan pencernaan untuk memecah makanan yang dimakan. Proses itu tetap berlangsung, bahkan saat tak ada makanan untuk dicerna.
"Waktu yang lama tanpa makanan cenderung menyebabkan naiknya asam lambung, gastritis dan asam lambung. Cairan pencernaan dalam jumlah yang berlebihan bisa mengikis lapisan usus," terangnya.
Bau mulut
Bagaimana bisa melewatkan makan menyebabkan bau mulut? Selama periode tidak makan, mulut akan menghasilkan lebih sedikit air liur dan itu menyebabkan mulut kering.
Nah, itu adalah kondisi sempurna bagi bakteri untuk berkembang biak sehingga akhirnya akan menimbulkan bau mulut.
Berita Terkait
Terpopuler
- Respons Sule Lihat Penampilan Baru Nathalie Tuai Pujian, Baim Wong Diminta Belajar
- Berkaca dari Shahnaz Haque, Berapa Biaya Kuliah S1 Kedokteran Universitas Indonesia?
- Pandji Pragiwaksono Ngakak Denny Sumargo Sebut 'Siri na Pace': Bayangin...
- Beda Penampilan Aurel Hermansyah dan Aaliyah Massaid di Ultah Ashanty, Mama Nur Bak Gadis Turki
- Jadi Anggota DPRD, Segini Harta Kekayaan Nisya Ahmad yang Tak Ada Seperempatnya dari Raffi Ahmad
Pilihan
-
Freeport Suplai Emas ke Antam, Erick Thohir Sebut Negara Hemat Rp200 Triliun
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaik November 2024
-
Neta Hentikan Produksi Mobil Listrik Akibat Penjualan Anjlok
-
Saldo Pelaku UMKM dari QRIS Nggak Bisa Cair, Begini Respon Menteri UMKM
-
Tiket Kereta Api untuk Libur Nataru Mulai Bisa Dipesan Hari Ini
Terkini
-
Turis Asal Arab Saudi Ditemukan Tak Bernyawa di Hotel Kawasan Legian
-
Bule Rusia Overstay di Bali Berdalih Tak Tahu Aturan Dan Paspornya Terselip
-
Mayat Bersimbah Darah Dengan Leher Tergorok di Taman Pancing Diduga Korban Pembunuhan
-
TPA Sarbagita Bali Rawan Longsor Saat Hujan, DLHK Kerahkan Alat Berat
-
El Nino Picu Gelombang Tinggi di Bali, BMKG Beri Peringatan Dini Pelayaran