Scroll untuk membaca artikel
Husna Rahmayunita
Jum'at, 09 Oktober 2020 | 11:20 WIB
Polisi menembakkan gas air mata di Depan Gedung DPRD Bali, Kamis (8/10/2020). (Antara/Ayu Khania Pranisitha

SuaraBali.id - Demonstrasi menolak Omnibus Law Undang-undang Cipta Kerja di Bali berujung bentrok, Kamis (8/10/2020). Massa aksi bersitegang dengan polisi, tembakan gas air mata pun melayang.

Kapolda Bali, Irjen Pol Petrus Reinhard Golose turun langsung memantau aksi unjuk rasa di depan Kampus Udayana, Sudirman, Denpasar.

Ia mengatakan polisi berusaha menenangkan massa aksi dengan cara humanis. Tindakan aparat dikatakannya sudah sesuai dengan SOP.

"Saya berusaha menenangkan anggota sehingga tidak terpancing dengan provokasi yang ada," ujarnya seperti dikutip SuaraBali.id dari kanal YouTube Bid Humas Polda Bali.

Baca Juga: Cerita Nikita Mirzani Kecewa ke Pendemo Ricuh: Kalian Bar-bar, Bawa Parang

Petrus memastikan tidak ada penangkapan terhadap massa aksi demo tolak UU Cipta Kerja di Bali. Petugas juga tidak ada yang terluka akibat demo tersebut.

Lebih lanjut, ia mengatakan banyak massa ya turut dalam demonstrasi bukan orang Bali. Begitu juga saat dilakukan pendekatan, sebagian massa mengaku diminta orang ikut demo.

"Bisa dilihat dengan kerifan lokal, banyak orang yang hadir dan ikut itu bukan orang bali, sehingga kita menggunakan bahasa Bali agar mau keluar," kata Petrus.

"Saya memantau langsung dan mereka keluar pelan-pelan. Saya lakukan wawancara, mereka itu hanya disuruh dan itu bukan tipikal mahasiswa Bali," sambungnya.

Meski sempat diwarnai kericuhan, demo tolak UU Cipta Kerja di Bali berhasil diredam Kamis malam.

Baca Juga: Kocak Bikin Ngakak! 3 Fakta Mahasiswa Dijemput Emaknya saat Demo

Load More