SuaraBali.id - Puluhan orang yang tergabung dalam ormas Patriot Garuda Nasional (PGN) menggelar demonstrasi untuk menolak deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) diadakan di Bali.
Demontrasi tersebut digelar di Parkiran Timur Lapangan Puputan Renon, Denpasar, Bali, Rabu (30/9/2020) pukul 10.25 WITA,.
Aksi tersebut diikuti oleh sekitar 40 anggota PGN yang kompak memakai topi berbaret merah.
Mereka membentangkan spanduk bertuliskan, "Semeton Bali Menolak Anti Kemapanan, Anti Pancasila, yang Menamakan Dirinya sebagai KAMI".
Dalam keterangan yang dierima Beritabali.com (jaringan Suara.com), Koalisi Masyarakat Bali/semeton Bali menyampaikan beberapa tuntuntan.
Mulai dari, menolak dengan tegas deklarasi KAMI atau semua gerakan organisasi ataupun kelompok yang memecah belah bangsa, dengan mempolitisasi agama dan sikap-sikap intoleransi berdasarkan SARA demi kepentingan dan keuntungan pribadi.
"Menentang politik adu domba dan provokasi rakyat dengan mendomple isu pandemi Covid-19 karena tindakan itu merupakan tindakan sangat biadab dan mengajak seluruh elemen masyarakat bergotong royong mencegah covid-19 dan dampak sosialnya," ujar Ketua Markas Komando Wilayah PGN Daniar Trisasongko.
Selanjutnya, Koalisi Masyarakat Bali juga menilai isu-isu yg dimunculkan oleh KAMI tentang bangkitnya PKI adalah propaganda sesat dan mengajak masyarakat agar tetap menjalin persatuan dan kesatuan bangsa dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berlandaskan pada Pancasila dan UUD 1945.
"Bila KAMI dideklarasikan di Bali, maka koalisi masyarakat Bali/semeton Bali siap menjadi garda terdepan untuk menolaknya," imbuhnya.
Baca Juga: Polisi Bubarkan Acara KAMI, FPI: Pilkada Tuh Batalin Jangan Kasih Izin
Ormas tersebut meminta aparat Kepolisian mengawasi agar KAMI tidak mendeklarasikan dirinya di Bali maupun di Denpasar.
"Jika itu terjadi, jangan salahkan kami jika kami sampai turun tangan dan membubarkan acara tersebut. PGN tidak pernah takut walau harus meneteskan darah sekalipun demi menegakkan kebenaran," sambungnya.
Sementara, Korlap PGN, Gus Yadi menuturkan masih ada ormas-ormas yang senang sekali mengobok-ngobok pemerintahan yang sah di negeri ini.
"Jika ada yang berani mengganggu pemerintahan Ir. Joko Widodo berati mereka adalah para penghianat bangsa. Di saat pemerintah kita sedang berjuang dan berjibaku melawan covid 19, bisa bisanya para gelandangan politik itu menyebarkan isu, fitnah, dan gerakan gerakan yang berseberangan dengan pemerintahan yang sah," tandasnya.
Berikutnya, ia menyinggung Jendral Purnawirawan Gatot Nurmantyo, jika memang berjiwa besar agar bertarung di Pilpres 2024 karena saat ini sudah dipimpin oleh pemerintahan yang sah oleh Presiden Joko Widodo.
"Pak Gatot, jika engkau ingin menjadi Presiden, bukan sekarang saatnya, karena saat ini Negara Indonesia sudah mempunyai Presiden yaitu Bapak Ir. Joko Widodo. Bertarunglah engkau dalam pilpres 2024 mendatang. Kalau dipaksakan akan berhadapan dengan PGN," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
Menkeu Purbaya 'Sentil' Menteri Ara soal Lahan Rusun di Bali: Dia Bukan Bos Saya!
-
5 SUV Paling Laris Akhir 2025: Dari Hybrid Canggih Sampai Harganya 200 Jutaan
-
7 Jenis Heels Populer Bikin Kakimu Jenjang dan Elegan
-
5 Maskara Andalan Bikin Mata Hidup Maksimal
-
Eropa Kekurangan Tenaga Produktif, Ini Syarat Agar Anda Bisa Jadi Pekerja Migran