SuaraBali.id - Pernikahan sepasang bocah SMP di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat menghebohkan publik. Terlebih setelah video prosesi ijab kabul keduanya viral di media sosial.
Warganet dibuat heran dengan pernikahan sepasang bocah di bawah umur tersebut. Terlebih setelah mengetahui usia kedua mempelai.
Selain itu, alasan pernikahan keduanya juga menjadi sorotan.
Dikutip dari Padangkita.com--jaringan Suara.com, pernikahan sepasang bocah SMP tersebut terjadi di Desa Pangajek, Kecamatan Tonggat, Kabupaten Lombok Tengah.
Baca Juga: Selfie Berujung Maut, Pemuda di Lombok Tengah Tewas Diterjang Ombak
Kepala Dusun Montong Praje, Desa Pengenjek, Kecamatan Pringgarata, Lombok Tengah, Ehsan, mengungkapkan remaja laki-laki berusia 15 tahun yang masih duduk di bangku SMP menikahi perempuan berusia 12 tahun. Sang mempelai perempuan diketahui baru lulus SD dan duduk di kelas 7 SMP.
Kedua remaja tersebut menikah lantaran diminta oleh orang tua mempelai perempuan.
"Tapi orang tua (mempelai wanita) memaksa kedua mempelai untuk menikah,” ujar Ehsan.
Usut punya usut, hal itu bermula dari kejadian saat kedua bocah pergi berwisata pada Rabu (9/9).
Menurut pengakuan sang mempelai pria, saat itu dirinya mengantar pulang kekasihnya pada pukul 19.30 WITA. Namun dianggap telat oleh orangtua sang gadis.
Baca Juga: Jalur Gowes Gadis Desa, Viral Video Pesepeda Rebutan Selfie Wanita Berjarit
"Jalan-jalan ke (wisata) Abangan. Saya antar pulang ke rumah bapaknya. Terus dipaksa nikah,” ucapnya.
Merujuk peraturan adat Sasak, orangtua gadis tersebut kemudian meminta remaja SMP untuk menikahi putrinya.
“Karena adat sih katanya. Kalau bawa gadis sampai malam harus dinikahi. Kita sempat larang untuk menikah dan mau pisahkan. Tapi, orang tua (mempelai perempuan) tetap ngotot mau menikahkan mereka,” terangnya.
Kaget dengan permintaan itu, pihak keluarga laki-laki sempat mendatangi orang tua mempelai perempuan untuk membatalkan pernikahan.
Namun, permintaan tersebut ditolak hingga kemudian digelarlah pernikahan pada Sabtu (12/9).
Pengakuan orangtua
Rahimin orangtua pengantin laki-laki, mengatakan ia tak bisa berbuat apa-apa dengan pernikahan itu.
"Saya hanya bisa diam. Kaget awalnya. Masa anak saya nikah. Kan masih kecil. Kita sudah minta untuk dipisah. Tapi katanya kalau tidak nikah sekarang. Anaknya (mempelai perempuan) bakal dicap buruk di kampung halamannya” ucap Rahimin.
Akhirnya, kedua bocah SMP menikah dengan mahar uaang Rp 2 juta. Selain itu, keluarga laki-laki memberikan uang pisuka (salah satu adat Sasak) sebesar Rp 4 juta kepada pihak keluarga perempuan.
"Saya hanya kasi segitu. Cuma Rp 6 juta. Untuk maskawin dan pisuka,” katanya.
Setelah resmi menikah, kedua bocah SMP kini putus sekolah.
Berita Terkait
-
Pedasnya Bikin Nagih, Ini 5 Kuliner Lombok yang Wajib Kamu Coba saat Liburan
-
Mobil Vs Motor di Lombok Timur: 1 Orang Tewas
-
Gempar Isu Perselingkuhan Ridwan Kamil, Pengacara Sebut Ada Upaya Pembunuhan Karakter
-
Di Balik Gaun Pengantin, Luka Psikologis Pernikahan Dini
-
99 Persen Mahasiswa Poltekpar Lombok Incar Kerja di Luar Negeri, Wamenpar Dukung, Tapi...
Terpopuler
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Kekayaan Menakjubkan Lucky Hakim, Bupati Indramayu yang Kena Sentil Dedi Mulyadi
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
- Bak Trio Ridho-Idzes-Hubner, Timnas Indonesia U-17 Punya 3 Bek Solid
Pilihan
-
Emas dan Bitcoin Banyak Diborong Imbas Ketegangan Perang Dagang AS vs China
-
Red Sparks Bangkit Dramatis, Paksa Set Penentuan di Final Liga Voli Korea 2024/2025
-
RESMI Lawan Manchester United di Malaysia, ASEAN All-Stars Bakal Dilatih Shin Tae-yong?
-
IHSG Hari Ini Anjlok Parah, Prabowo Mengaku Tidak Takut Hingga Singgung Judi
-
Kopicek: Ketika Komunitas Mata Hati Mengubah Stigma Tunanetra Melalui Kopi
Terkini
-
Pemprov Bali Juga Larang Distribusi Air Kemasan Plastik di Bawah 1 Liter dari Luar Bali
-
Keluhan dan Harapan Pedagang di Pasar Badung Jika Tas Kresek Dilarang di Bali
-
Hari Pertama Masuk Kerja, Antrean di Sentra Pelayanan Publik Mataram Membludak
-
Bukan Sepak Bola, Bukan Piknik, Tapi WNA Ini Malah Main Golf di Stadion Karangasem
-
Pemain Bali United Kena Hukuman Gara-gara Berat Badannya Naik Seusai Lebaran