Dugaan Keracunan MBG di TTS: Ratusan Anak dan Guru Trauma, Distribusi Dihentikan

Ratusan siswa dan guru di TTS, NTT, diduga keracunan massal usai konsumsi Makanan Bergizi Gratis. Pemkab TTS menutup sementara SPPG Dapur Kota Soe I

Eviera Paramita Sandi
Selasa, 07 Oktober 2025 | 13:42 WIB
Dugaan Keracunan MBG di TTS: Ratusan Anak dan Guru Trauma, Distribusi Dihentikan
Pendirian posko untuk korban MBG di Kabupaten TTS, Selasa (7/10/2025).[istimewa/antara]
Baca 10 detik
  • 384 anak & guru di TTS diduga keracunan Makanan Bergizi Gratis (MBG) dari SPPG Dapur Kota Soe I.
  • Bupati TTS hentikan distribusi MBG dari SPPG Dapur Kota Soe I, tunggu hasil uji lab BPOM.
  • Anak-anak dan orang tua korban alami trauma; Bupati berjanji benahi masalah ini.

SuaraBali.id - Ratusan anak sekolah dan guru di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), mengalami dugaan keracunan massal setelah mengonsumsi Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang disiapkan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Dapur Kota Soe I.

Peristiwa yang terjadi pada 3 Oktober lalu ini telah menyebabkan 384 orang dilarikan ke rumah sakit dan menimbulkan trauma mendalam di kalangan korban serta orangtua.

Menyikapi insiden serius ini, Pemerintah Kabupaten TTS mengambil langkah tegas dengan menghentikan sementara distribusi makanan dari SPPG yang menjadi sumber masalah.

Bupati Timor Tengah Selatan, Eduard Markus Lioe, menyatakan bahwa penutupan akan diberlakukan hingga hasil uji laboratorium makanan keluar.

Baca Juga:Didukung BRI, Supplier Ikan Ini Sukses Pasok Program MBG dan Kembangkan Usaha

"Saya sudah perintahkan agar SPPG itu ditutup sambil kita menunggu hasil uji lab makanan yang dimakan oleh anak-anak dan guru yang disediakan oleh dapur itu," kata Bupati Eduard Markus Lioe dari Kota Soe, Selasa (7/10/2025).

Penutupan SPPG Dapur Kota Soe I ini dilakukan sampai dengan batas waktu yang tidak ditentukan dan akan diikuti dengan pembenahan menyeluruh pada penyedia makanan tersebut.

Sampel makanan MBG yang diduga menyebabkan keracunan telah dikirimkan ke Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) untuk diuji.

"Tetapi sampai sekarang belum ada laporan tentang hasilnya.Kami masih menunggu," ujar Bupati.

Dampak dari dugaan keracunan ini sangat dirasakan oleh masyarakat.

Baca Juga:Katering RKP Manfaatkan KUR BRI untuk Pasok Makanan bagi Program Makan Bergizi Gratis

Banyak anak-anak yang menjadi korban kini mengalami trauma.

"Anak-anak banyak yang trauma dengan kejadian tersebut," ujar Bupati Eduard, seraya menambahkan bahwa beberapa orang tua korban juga menunjukkan kemarahan besar dan tidak ingin kejadian serupa terulang.

Bupati Eduard Markus Lioe berjanji akan membenahi masalah ini secara serius dan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk mencegah terulangnya insiden serupa di masa mendatang.

Kejadian pada 3 Oktober pekan lalu itu bermula ketika sejumlah pelajar dilarikan ke rumah sakit terdekat di Kota Soe.

Tak berselang lama, jumlah korban bertambah menjadi ratusan, termasuk beberapa guru yang turut mengonsumsi MBG tersebut. [ANTARA] 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini