Pasca operasi, kondisi Vicky memburuk pada tengah malam, namun tim dokter masih mencoba untuk menstabilkan kondisinya.
Kondisi itu juga tetap memburuk pada pukul 08.00 WITA keesokan harinya hingga akhirnya dia menghembuskan napas terakhirnya sekitar pukul 12.00 WITA.
Tim dokter menyebut sudah berusaha yang terbaik dengan menyambung kembali ruas tulang leher Vicky yang patah. Namun, kondisi pembengkakan saraf yang mengalami trauma itu sudah terlalu parah dan tak tertolong.
“Rupanya kecepatan pembengkakan dan perburukan oleh saraf yang mengalami trauma itu gencar juga. Walaupun sudah diantisipasi oleh sekian ahli tetap kita kalah oleh kekuatan progresif penyakit itu,” imbuh Edi.
Jenazah Justyn Vicky kemudian dibawa pulang dan langsung dimakamkan di kampung halamannya di Kabupaten Jember, Jawa Timur.
Meski sudah dimakamkan, polisi masih menyelidiki dugaan adanya kelalaian dalam kematian Justyn Vicky. Polisi masih memeriksa salah satunya pelatih pribadi yang juga menjadi spotter atau orang yang membantu menstabilkan beban barbel untuk Vicky saat itu.
“Poinnya sementara diduga kecelakaan namun pihak Polsek Denpasar Selatan sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan bahwa tidak ada kelalaian di sana. Bila nanti ditemukan unsur kelalaian tentu akan diambil langkah-langkah sesuai hukum yang ada,” ujar Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan.
Kontributor : Putu Yonata Udawananda