Potensi Hujan Diprediksi Sampai 14 Juli Termasuk di Bali

Bahkan curah hujan ekstrem terjadi di Bali bagian barat dalam 2 hari terakhir.

Eviera Paramita Sandi
Sabtu, 08 Juli 2023 | 18:16 WIB
Potensi Hujan Diprediksi Sampai 14 Juli Termasuk di Bali
Ilustrasi hujan - (Pexels)

SuaraBali.id - Hujan masih berpotensi terjadi di beberapa daerah hingga 14 Juli 2023, termasuk salah satunya Bali.

Hal ini diperkirakan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Menurut Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto sejak tanggal 04 Juli 2023, BMKG telah merilis potensi hujan yang dapat terjadi dalam sepekan hingga 10 Juli 2023.

Hal ini berkaitan dengan adanya signifikansi dinamika atmosfer yang dapat meningkatkan potensi hujan pada periode awal musim kemarau tahun ini.

Baca Juga:Tubuh Remaja Kelas 3 SMP yang Tertimbun Longsor Ditemukan Berkat Kerumunan Lalat

Data ini terkonfirmasi berdasarkan analisis cuaca dalam 3 hari belakangan terjadi hujan intesitas lebat hingga sangat lebat terjadi di beberapa wilayah, antara lain: Bengkulu, sebagian besar Kalimantan, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Tenggara, Maluku, dan wilayah Papua.

Bahkan curah hujan ekstrem terjadi di Bali bagian barat dalam 2 hari terakhir.

Berdasarkan analisis terakhir, beberapa faktor dinamika atmosfer skala regional hingga lokal diprakirakan masih berperan cukup signifikan dalam memicu peningkatkan pertumbuhan awan hujan untuk sepekan ke depan. Beberapa faktor dinamika atmosfer yang utama tersebut antara lain:

1). Aktifnya Madden Julian Oscillation (MJO) serta gelombang ekuator seperti gelombang Kelvin dan Rossby ekuatorial di sekitar wilayah Indonesia yang dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan dan secara tidak langsung meningkatkan potensi curah hujan tinggi.

2). Terjadinya pola belokan dan perlambatan angin di sekitar wilayah Indonesia yang dipicu oleh adanya pola sirkulasi di sekitar wilayah Samudera Pasifik utara Papua Barat, kondisi ini dapat turut memicu peningkatan pertumbuhan awan hujan.

Baca Juga:Mimpi Pensiun di Bali Pupus Sudah, Jessica Iskadar Harus Kembali ke Jakarta Mencari Uang

Dalam sepekan terakhir, anomali suhu muka laut di perairan Indonesia secara umum relatif normal, dimana anomali antara 1-2 oC terjadi di sebagian kecil perairan utara dekat pesisir Jawa hingga Nusa Tenggara, sebagian perairan selatan Sulawesi, sekitar perairan Maluku dan selatan Papua.

Sedangkan untuk wilayah perairan lain umumnya berada pada anomali dibawah 1 oC. Kondisi hujan tinggi yang terjadi dalam sepekan ini di beberapa wilayah Indonesia lebih signifikan dipicu oleh adanya aktifitas gelombang atmosfer di sekitar maritim kontinen.

MJO, gelombang Rossby Ekuatorial, dan gelombang Kelvin merupakan fenomena dinamika atmosfer yang mengindikasikan adanya pola konvektifitas dan dapat menimbulkan potensi pertumbuhan awan hujan dalam skala yang luas di sekitar wilayah fase aktif yang dilewatinya.

Fenomena MJO dan gelombang Kelvin bergerak dari arah barat ke timur, yaitu dari wilayah Samudera Hindia ke arah Samudera Pasifik dan melewati wilayah Indonesia dengan siklus pergerakan sekitar 30-40 hari pada MJO, sedangkan pada Kelvin dalam skala yang relatif lebih cepat, yaitu harian.

Sebaliknya, Fenomena Gelombang Rossby bergerak dari arah timur ke barat, yaitu dari arah Samudera Pasifik ke arah Samudera Hindia dengan melewati wilayah Indonesia.

Sama halnya seperti MJO maupun Kelvin, ketika Gelombang Rossby aktif di wilayah Indonesia maka dapat berkontribusi pada peningkatan pertumbuhan awan hujan dan secara tidak langsung berdampak pada peningkatan curah hujan secara signifikan di beberapa wilayah indonesia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak