SuaraBali.id - Hujan deras yang melanda kawasan Denpasar dan sekitarnya membuat luapan air di sejumlah titik wilayah kota, Kamis (13/4/2023). Sejumlah kawasan tergenang air akibat hujan yang terjadi sejak pagi tadi.
Beberapa titik tersebut diantaranya adalah jalan Sudirman, Denpasar yang kini kerap menjadi titik langganan banjir akibat luapan air di depan SMAN 2 Denpasar. Sedangkan kawasan pemerintahan di Bali, yakni Renon juga terpantau banjir dan air menggenangi jalanan depan kantor.
Kemudian banjir juga terjadi di jalan Kecubung, Denpasar, Jalan WR Supratman, Jalan Ratna dan Plawa. Sedangkan di Jalan Gunung Batur terlihat genangan air di jalanan bercampur sampah.
Banjir juga terjadi di daerah Kerobokan, Badung, namun sejumlah kendaraan masih nekat menerjang banjir. Beberapa ruas sungai juga dilaporkan adanya peningkatan tinggi air.
Baca Juga:5 Maskapai Ajukan 258 Penerbangan Tambahan di Bandara Ngurah Rai Menjelang Lebaran
Menurut analisis dari Bidang Pusat Peringatan Dini Siklon Tropis (TCWC) BMKG Jakarta, cuaca di Bali hari ini akibat dampak Siklon Tropis ILSA.
Siklon ini terpantau di Samudra Hindia, selatan Pulau Sumba (sekitar 580km sebelah selatan barat daya Rote), tepatnya di sekitar 15.2LS, 120.5BT. Badai ini bergerak ke arah Barat Daya dengan kecepatan gerak 9 knot (17 km/jam) dan kecepatan angin disekitar pusat siklon 55 knot (100 km/jam) serta tekanan udara minimum sebesar 985 mb.
Diperkirakan intensitas Siklon Tropis ILSA meningkat dalam 24 jam kedepan dan bergerak ke arah barat daya menjauhi wilayah Indonesia.
“Terkait hal tersebut maka perlu diwaspadai Dampak Tidak Langsung terhadap kondisi cuaca di Bali yaitu potensi hujan dengan intensitas sedang – lebat yang dapat disertai petir/kilat dan angin kencang di sebagian besar wilayah Bali,” ujar Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah III, Cahyo Nugroho, Kamis (13/4/2023).
Selain itu ia juga mengingatkan adanya potensi Gelombang tinggi 1.25 - 2.5 meter di sekitar Selat Bali bagian selatan, Selat Lombok bagian selatan, Selat Badung, Selat Alas bagian Selatan dan potensi gelombang tinggi 2.5 – 4.0 meter di Samudera Hindia selatan Bali – NTB.
Baca Juga:Ketua PHRI Bandingkan Kelakuan Turis di Bali : Australia Masih Lebih Sopan
“Masyarakat dihimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak bencana yang dapat ditimbulkan seperti angin kencang, pohon tumbang, kilat/petir, banjir, genangan air, dan tanah longsor,” tulisnya.
Selain itu bagi pengguna dan operator jasa transpotasi laut, nelayan, wisata bahari dan masyarakat yang beraktivitas di sekitar wilayah pesisir, dihimbau untuk mewaspadai potensi gelombang laut dengan ketinggian mencapai 2.0 meter atau lebih.