Cerita Pilu Nengah Wikarsini Lihat Suami Tewas Saat Pengerupukan : Tak Manusiawi

Tu Pekak tewas dengan delapan luka tusukan di bagian dada kanan, dada kiri, perut, paha, dan kedua kaki.

Eviera Paramita Sandi
Jum'at, 24 Maret 2023 | 09:55 WIB
Cerita Pilu Nengah Wikarsini Lihat Suami Tewas Saat Pengerupukan : Tak Manusiawi
Keluarga Tu Pekak yang meninggal saat pengerupukan. [istimewa/beritabali.com]

SuaraBali.id - Duka mendalam dirasakan oleh Ni Nengah Wikarsini (37) yang mengaku melihat jelas tampang para pelaku yang memukul dan menusuk suaminya saat pawai ogoh ogoh melintas di depan Dealer Suzuki Permai Veteran Jalan Veteran, Denpasar, Selasa 22 Maret 2023 sekitar pukul 21.00 WITA.

Akibat insiden ini, suaminya, I Putu Eka Astini alias Tu Pekak (40) meninggal dunia.

Tu Pekak tak dapat diselamatkan nyawanya meski sudah dibawa ke RSUP Prof IGN Ngoerah Denpasar, pada Rabu 23 Maret 2023 dini hari.

Tu Pekak tewas dengan delapan luka tusukan di bagian dada kanan, dada kiri, perut, paha, dan kedua kaki.

Baca Juga:Setelah Nyepi Pantai Kuta Dipadati Pengunjung Saat Matahari Terbenam

Polisi pun membekuk dua pelakunya yakni I Gede Santiana Putra alias De Anggur (30) alias DA dan I Dewa Gede Raka Subawa (23) alias Bem Bem (BB).

Pelaku adalah perantau dari Banjar Gegelang, Desa Antiga, Karangasem, kini ditahan di Polresta Denpasar dan pelaku lain masih dalam penyidikan.

Saat ditemui di rumah duka yang terletak di Jalan Nangka, Gang Kenari VII Nomor 20, Dangin Puri Kaja, Denpasar Utara, pada Kamis 23 Maret 2023 siang, istri korban yakni Ni Nengah Wikarsini masih trauma atas kejadian ini.

Wikarsini pun menceritakan kronologis kejadian mengerikan itu. Awalnya ia beserta suami dan anaknya yang masih balita  sedang menonton pawai ogoh-ogoh yang melintas di kawasan Patung Catur Muka, Denpasar, pada Selasa 22 Maret 2023 malam.

Kemudian munculah ogoh-ogoh Desperado yang merupakan hasil kreativitas para pelaku.

Baca Juga:Jadwal Imsakiyah Jumat 24 Maret 2023 Untuk Wilayah Bali dan Sekitarnya

Dari sinilah terjadi saling pandang antara dua pelaku dan korban. Kedua pelaku mempelototi korban, tapi korban tidak menghiraukanya.

Kedua pelaku yang diduga dalam kondisi mabuk miras itu terus menatap tajam korban. Tidak mau dirinya terus ditatap, korban datang menghampiri kedua pelaku.

Setelah korban mendekat langsung diserang dengan cara didorong hingga jatuh lalu ditusuk secara brutal.

Karena pelaku berjumlah banyak, korban tak berdaya untuk membela diri hingga jatuh tersungkur. Melihat suaminya tersungkur di tengah kerumunan, sang istri sambil menggendong anak bayinya berlari untuk menolong suaminya.

Setelah berhasil berdiri, korban memegang uluh hati yang sudah berlumuran darah dan dibantu warga menggunakan sepeda motor membawanya ke RSUD Wangaya Denpasar untuk mendapat pertolongan medis.

"Mereka (para pelaku) sangat tidak manusiawi. Mereka tega menikam suami saya di hadapan saya istrinya dan anaknya yang masih berusia dua tahun. Mereka mendorong dan menusuk suami saya hingga jatuh. Saya melihat sendiri, pelaku bukan dua orang atau empat orang saja, tetapi banyak orang," kata Nengah Wikarsini.

Namun selama 1,5 jam berada di RS Wangaya kondisi suaminya terus memburuk. Sehingga Wikarsini menghubungi anggota DPRD Kota Denpasar, I Made Muliawan Arya alias De Gadjah untuk meminta pertolongan.

"Pak De Gadjah langsung menyarankan untuk memindahkan bapak ke RSUP Prof Ngoerah. Kami pun pindah ke sana. Setelah sampai di RS Prof Ngoerah jantung suami saya sudah melemah dan meninggal," ungkap Wikarsini sambil menangis.

Wikarsini mengaku mengenal pelaku DA dan BB yang pernah jadi sopir pribadi Tu Pekak saat bekerja di bidang properti. Tapi sejak enam tahun lalu keduanya sudah berhenti bekerja.

Selama bekerja dengan suaminya, apalagi dengan dirinya, Wikarsini mengatakan dua pelaku tidak pernah ada masalah.

"Dulu dia (DA) dikeroyok sama orang, suami saya yang selamatkan. Selama bekerja dengan suami saya tidak pernah ada masalah. Saya berharap polisi menangkap para pelaku lainnya," ujarnya.

Hingga kemarin siang jenazah korban masih berada di RS Prof Ngoerah. Rencananya, jenazah akan dipulangkan ke Karangasem setelah dilakukan autopsi.

Sementara itu, hingga kini Polresta Denpasar belum memberikan keterangan resmi terkait peristiwa tersebut. Kasi Humas Polresta Denpasar, AKP Ketut Sukadi mengaku belum mendapat data kronologis kasus itu.

"Mohon maaf saya belum dapat datanya. Kita tunggu rilisnya saja ya, biar datanya lengkap," ungkapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini