Sejarah Pura Tirta Empul Tampak Siring, Mata Airnya Dianggap Suci oleh Umat Hindu

Air dari mata air ini di gunakan oleh masyarakat pemeluk agama Hindu, untuk permandian menyucikan diri dan memohon tirta suci.

Eviera Paramita Sandi
Jum'at, 23 September 2022 | 15:02 WIB
Sejarah Pura Tirta Empul Tampak Siring, Mata Airnya Dianggap Suci oleh Umat Hindu
Melukat di Tirta Empul. (Dok: Kemenparekraf)

SuaraBali.id - Salah satu destinasi wisata di Gianyar adalah Pura Tirta Empul. Pura ini terletak di di desa Manukaya, kecamatan Tampak Siring, kabupaten Gianyar, Bali. Keunikan Pura Tirta Empul adalah arsitektur dan adanya mata air pada area dalam pura.

Hal ini membuat Pura Tirta Empul menarik banyak kunjungan wisatawan, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik. Jarak Tirta Empul dari airport Ngurah Rai, kurang lebih 52 kilometer yang memerlukan waktu 1 jam 30 menit.

Sejarah Pura Tirta Empul

Pura Tirta Empul ditemukan sekitar tahun 926 Masehi, pada masa dinasti Warmadewa dari abad 10 sampai abad 14 . Nama pura berasal dari nama sumber mata air yang dinamakan “Tirta Empul”.

Baca Juga:7 Upacara Adat di Bali Beserta Maknanya, Mulai Ngaben Hingga Tumpek Landep

Banyak mitos yang beredar di masyarakat Bali mengenai asal muasal Tirta Empul. Keunikan utama dari pura Tirta Empul terdapat pada mata air alami yang berada di dalam area pura.

Air dari mata air ini di gunakan oleh masyarakat pemeluk agama Hindu, untuk permandian menyucikan diri dan memohon tirta suci. Dewa yang di puja di Pura Tirta Empul adalah Dewa Indra.

Mata air ini di beri nama Tirta Empul yang berarti mata air suci yang timbul dari tanah. Kemudian, di sekitar area mata air di bangun pura untuk memuja dewa Indra yang di beri nama Pura Tirta Empul.

Di dalam area pura Tirta Empul terdapat  dua buah kolam besar dengan banyak pancoran air. Kedalaman air  setinggi pinggang orang dewasa.

Air di kolam sangat jernih dan sejuk. Pada area kolam inilah umat Hindu melakukan ritual penyucian diri dengan cara membasahi badan dan  kepala di bawah air pacoran. Air pancoran berjumlah 26.

Baca Juga:7 Tempat Wisata Menarik di Tabanan, Mulai dari Sawah Sampai Air Terjun

Dengan pembagian 22 pancoran berjejer dari sisi timur ke barat menghadap ke sisi selatan dan 4 pancoran berada pada sisi timur kolam berjejer dari utara ke selatan. Sebelum melakukan penyucian diri di pancoran, umat Hindu akan mengaturkan canang pada tiap pancoran.

Fungsi dan nama masing-masing air suci berbeda-beda, ada pancoran yang bernama Tirta Sudamala, Tirta Penglukatan, dan Tirta Panegtegan.

Untuk wisatawan yang non Hindu diperbolehkan untuk melakukan pelukatan ( penyucian diri di pancoran), namun harus sesuai aturan yang berlaku di pura seperti memasuki area pura Tirta Empul, menggunakan kain sarong untuk menutupi tubuh bagian bawah dan memakai selendang yang diikatkan di pinggang, khusus untuk wanita tidak dalam keadaan datang bulan.

Untuk memudahkan pengunjung di bagian depan pura telah disediakan loket untuk penyewaan perlengkapan pakaian tersebut. Waktu terbaik berkunjung ke pura Tirta Empul, adalah saat bulan Purnama  dimana akan banyak umat Hindu yang melakukan persembahyangan.

Dan bila ingin merasakan sensasi melukat (melakukan penyucian diri di pancoran) , lebih baik berkunjung di pagi hindari hari libur maupun weekend. (DJKN Kemenkeu)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak