SuaraBali.id - Sejumlah 124 siswa yang baru lulus SMAN 1 Kontunaga Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara (Sultra) terpaksa harus gigit jari, lantaran terancam tidak bisa melanjutkan pendidikan selepas menamatkan pendidikan sekolah menengah atas.
Usut punya usut, biang kerok permasalahan berawal dari sang Mantan Kepala SMAN 1 Kotunaga Asmal Tifa yang enggan menandatangani ijazah anak didik yang baru lulus tahun ini.
Kewajiban tersebut tidak dituntaskannya lantaran Asmal dinonaktfikan dari SMAN 1 Kotunaga karena diduga melakukan pelanggaran administratif pengelolaan dana bantuan operasional sekolah (BOS) tahun lalu yang mencapai Rp100 juta.
Sejumlah orang tua siswa yang lulus mengaku merasa dirugikan dengan ulah kepala sekolah yang tidak mau menandatangani ijazah anak mereka yang baru lulus tersebut.
Baca Juga:Rumah Semeton Bali di Sulawesi Kebanjran, Ijazah Basah Sampai Dijemur di Luar
Padahal, anak-anak tersebut akan melanjutkan pendidikan dengan mengikuti tes ujian masuk perguruan tinggi hingga mendaftar di institusi pendidikan TNI/Polri.
Ungkapan kekesalan tersebut disampaikan satu orang tua siswa Kurnia yang sangat dirugikan dengan mantan kepala sekolah tersebut. Ia menuding sang kepala sekolah menghalang-halangi nasib anak mereka untuk masa depannya.
"Ini sudah tidak bisa dibiarkan. Sudah terlalu banyak alasan mantan kasek itu," kata Kurnia seperti dikutip Telisik.id-jaringan Suara.com pada Rabu (3/8/2022).
Lantaran kesal, orang tua siswa pun mengadukan Asmal ke Polsek Kontunaga.
Tak hanya itu, mereka meminta Polsek setempat menghadirkan mantan kasek untuk meneken ijazah.
Baca Juga:Rumah Semeton Bali di Sulawesi Dilanda Banjir, Ijazah Basah Terpaksa Dijemur di Luar
"Ijazah itu sangat berharga bagi anak-anak kami. Tiga hari ke depan sudah dibutuhkan," katanya.
- 1
- 2