Siswa SMA Muhammadiyah 2 Tewas Usai Kena Klitih di Gedongkuning, Sri Sultan Minta Pelaku Ditindak Tegas

Sebelumnya diberitakan seorang pemuda korban klitih di kawasan Gedongkuning tewas usai dihantam gir di bagian kepalanya.

Galih Priatmojo
Senin, 04 April 2022 | 16:06 WIB
Siswa SMA Muhammadiyah 2 Tewas Usai Kena Klitih di Gedongkuning, Sri Sultan Minta Pelaku Ditindak Tegas
Sejumlah anggota Inafis dan jajaran kepolisian melakukan olah TKP dugaan klitih di Jalan Gedongkuning, Banguntapan, Bantul, DIY, Senin (4/4/2022). [istimewa]

SuaraBali.id - Kematian salah satu siswa kelas XI IPS 3 SMA Muhammadiyah 2 (Muha) Yogyakarta, Daffa Adzin Albasith, siswa yang meninggal dunia setelah diduga menjadi korban klitih di kawasan Gedongkuning, pada Minggu (03/04/2022) dini hari mengagetkan banyak pihak, termasuk sekolah. Padahal sebelumnya Daffa baru saja menyelesaikan kegiatan di sekolah sebagai panitia pentas seni online.

Pemuda asal Kebumen ini sehari-hari dikenal sebagai anak yang aktif berorganisasi di Ikatan Pemuda Muhammadiyah (IPM) atau OSIS di SMA Muha. Tidak pernah terbersit kejadian yang memilukan tersebut menimpa pelajar 18 tahun saat berboncengan mencari makan untuk sahur di daerah kos Jalan Kusumanegara bersama teman satu kosnya, Dafa Saputra.

"Kejadian ini membuat kami semua syok karena pasca belajar offline di sekolah Daffa tengah mempersiapkan diri pulang kampung di kebumen untuk ikut pembelajaran online, sedangkan Dafa akan pulang ke Lampung," ujar Kepala SMA Muha Yogyakarta, Slamet Purwo saat ditemui di sekolah setempat, Senin (04/04/2022).

Berdasarkan informasi yang dikumpulkan sekolah, menurut Slamet, kedua siswa SMA Muha tersebut saat mencari sahur tiba-tiba dibuntuti dua motor. Satu motor yang membuntuti mereka dikendarai dua orang pengendara motor, sedangkan satu motor penguntit mereka dikendarai tiga orang pelaku.

Baca Juga:Remaja Diduga Pelaku Klitih di Tegalrejo Tak Ditahan, Kapolsek Beri Penjelasan Ini

Setelah tahu dibuntuti, keduanya mencoba menghindari. Namun nahas, Daffa disabet senjata tajam seperti gir yang mengenai kepalanya bagian belakang di kawasan Gedongkuning. Padahal berdasarkan pengakuan Dafa, mereka tidak mengenal pelaku.

Korban yang jatuh akhirnya dilarikan ke RSPAU Hardjolukito oleh Dafa Saputra. Namun nyawa Daffa tidak tertolong dan meninggal dunia pada Minggu (03/04/2022) pukul 09.30 WIB.

"Dafa Saputra pun menghubungi keluarga Daffa, orang tua lalu menghubungi kami pihak sekolah tapi nyawa anak kami itu tidak tertolong saat kami meluncur ke rumah sakit. Sedangkan Dafa yang satu tidak mengalami luka," jelasnya.

Pihak sekolah pun mengantar jenasah Daffa ke Kebumen untuk dimakamkan. Juga bertemu orang tua Daffa yang merupakan salah seorang anggota DPRD di kabupaten tersebut.

Kasus ini, lanjut Slamet sudah ditangani Polsek Kotagede dan Polda DIY. Slamet berharap kejadian memilukan ini tidak terjadi lagi di DIY sebagai Kota Pelajar dan Pendidikan.

Baca Juga:Sempat Keluarkan Celurit, 2 Remaja Diduga Pelaku Klitih Diamankan Warga di Tegalrejo

"Kami sampaikan informasi dengan edaran ke orang tua untuk lebih meningkatkan pendampingan agar kasus serupa tidak terjadi lagi. Sekolah lain yang tahu juga memberikan surat edaran ke anak-anaknya agar lebih berhati-hati," paparnya.

Sri Sultan Minta Usut Tuntas

Secara terpisah Gubernur DIY, Sri Sultan HB X meminta kasus tersebut diusut tuntas. Sebagai tindakan pelanggaran hukum maka harus diproses secara hukum.

"Satu-satunya cara ya harus diproses hukum. Hanya dengan cara seperti itu kita bisa mengatasi persoalan [klitih]," ujarnya.

Sebagai tindakan kriminal , maka proses hukum bisa berjalan meski dimungkinkan pelakunya bisa saja masih dibawah umur. Apalagi korban sampai meninggal dunia akibat tindakan tersebut.

"[Kasus klitih] ini harus sampai ke pengadilan," imbuhnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini