SuaraBali.id - Hasil survei The Truth Gap mengatakan bahwa kaum perempuan yang terdampak paling besar atas sebaran kabar bohong atau hoaks.
Laporan Plan Internasional juga menerangkan, terpaan hoaks memiliki dampak besar bagi lebih 26 ribu perempuan dan wanita muda dari 26 negara.
Dampak ini mengubah cara perempuan terlibat dengan berbagai masalah, seperti Covid-19 hingga urusan politik.
Sebelumnya, diketahui juga beberapa waktu belakangan ada sejumlah perempuan bermasalah dengan hukum karena diduga turut menyebarkan hoaks.
Baca Juga:Siti Nurhaliza Dikabarkan Meninggal, Ini Faktanya
Selain itu, masih cukup banyak hoaks terkait perempuan yang membuat perempuan mengalami kerugian baik secara materi maupun imateri.
Melihat gambaran di atas, MAFINDO melalui program Media Empowerment for Democratic, Integrity and Accountability (MEDIA) yang didukung oleh USAID dan Internews menyelenggarakan kegiatan "Perempuan Tangkal Hoaks" di Hotel Four Star, Denpasar, Bali, Jumat (25/3).
Puluhan perempuan dari lintas organisasi di Bali yang menghadiri kegiatan tersebut mengaku senang dan bangga dengan kegiatan yang disebut mereka baru pertama kali dan fokus terhadap tangkal hoaks oleh kaum perempuan.
Hal ini terlihat dari keaktifan mereka berdiskusi dan bertanya serta memberikan pendapat saat pelatihan berlangsung.
Kepala Dinas Komunikasi, Informasi dan Statistik Provinsi Bali yang kehadirannya diwakili oleh Kabid Aplikasi Infrastruktur dan Informatika, I Gede Agus Arjawa Tangkas menilai acara ini sangat diperlukan di Bali.
Baca Juga:Beredar Pesan Berantai Makassar PPKM Level 4 Pendatang Wajib Karantina, Wali Kota Pastikan Hoaks
Pelatihan diharapkan dapat menekan sebaran hoaks yang ada melalui kaum perempuan dan ibu kepada semua anggota keluarganya.
Acara ini sendiri diisi oleh dua narasumber, yang pertama adalah Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Denpasar, Eviera Paramita Sandi dengan materi "Literasi Media dan Kerja Jurnalistik" dan kedua, Project Officer Program MEDIA-MAFINDO, Dedy Helsyanto yang membawakan materi "Perempuan Tangkal Hoaks."
Eviera dalam paparannya menjelaskan, pentingnya kecakapan literasi media untuk dimiliki para perempuan di Bali. Alasannya dengan kecakapan itu, para perempuan di Bali dapat lebih melek media.
"Melek media ini lah yang akan membawa perempuan di Bali tidak termakan tipu daya hoaks. Dan bahkan informasi di media yang benar sesuai fakta serta data dapat membuat perempuan di Bali lebih maju lagi di berbagai bidang kehidupan", katanya.
Sementara, Dedy yang menjelaskan seputar anatomi hoaks dan teknik memeriksa fakta, menegaskan bahwa mesti lebih banyak lagi perempuan di Bali yang dapat melakukan periksa fakta.
Mengingat dampak hoaks yang mengakibatkan banyak kerugian baik secara materi maupun imateri,untuk melawannya tidak lagi cukup hanya dengan menahan jempol dan tidak membagikan hoaksnya.
"Tetapi lebih dari itu, kini mesti semakin banyak lagi individu khususnya perempuan yang bisa melakukan periksa fakta dan menyebarkan artikel periksa fakta tersebut seluas-luasnya melalui berbagai media", tegasnya.
Atas dasar ini, dalam pelatihan tersebut, Dedy lebih banyak menekan pada sisi praktik periksa fakta. Mulai dari menggunakan mesin pencari guna memeriksa kebenaran dari hoaks dalam bentuk narasi, kemudian memeriksa keaslian gambar, menemukan keaslian video dan mencari titik lokasi yang tepat.
"Selain itu dibahas juga modus para pembuat hoaks yang menyebarkan hoaksnya melalui suntingan aplikasi percakapan, kemudian menyunting karya jurnalistik dari media mainstream dengan menyebarkan tangkapan layarnya dan juga situs web anonim atau tidak kredibel yang dimanfaatkan sebagai medium penyebaran hoaks," ujarnya.
Relawan MAFINDO Bali, Indra menerangkan bahwa siap melibatkan para peserta pelatihan "Perempuan Tangkal Hoaks" ini dengan kegiatan-kegiatan MAFINDO lainnya. Ini dimaksudkan untuk menjaga semangat peningkatan literasi dan lawan hoaks dari para perempuan di Bali.
"Kami akan berkomunikasi dan berkoordinasi dengan banyak organiasi maupun stakeholder untuk meningkatkan nilai literasi dari masyarakat Bali dan meminimalisir sebaran hoaks di Bali," ujar Indra.
Untuk informasi lebih lanjut, bisa kontak Program Officer MEDIA-MAFINDO, Dedy Helsyanto: 081282077262