Turis Rusia di Bali Kesulitan Transaksi Keuangan, Kini Andalkan Uang Tunai

Hal itu dampak jaringan pembayaran yang memblokir kartu yang dipegang warga Rusia sebagai akibat dari invasi militer terhadap Ukraina.

Eviera Paramita Sandi
Kamis, 10 Maret 2022 | 14:30 WIB
Turis Rusia di Bali Kesulitan Transaksi Keuangan, Kini Andalkan Uang Tunai
Ilustrasi wisata Bali. (Envato)

SuaraBali.id - Kesulitan yang dialami turis Rusia di luar negeri mulai terasa. Salah satunya turis Rusia yang ada di Bali.

Mereka kini kesulitan ketika hendak bertransaksi menarik uang tunai di rekeningnya. Hal itu dampak jaringan pembayaran yang memblokir kartu yang dipegang warga Rusia sebagai akibat dari invasi militer terhadap Ukraina.

Seorang warga Rusia yang sedang pelesir ke Bali, Konstantin Ivanov menyebut dirinya gagal mencoba melakukan penarikan uang di rekening bank.

"Ini akan jadi masalah besar bagi kami. Kami benar-benar kehilangan keuangan kami, sepertinya telah benar-benar dibekukan dan kami tidak dapat menggunakannya sama sekali di sini," imbuh Ivanov, dilansir Reuters, Kamis (10/3/2022).

Ia mengatakan bahwa mungkin akan memilih mencari pekerjaan di Indonesia. Terlebih kini menurut BPS ada sekitar 1.150 orang asal Rusia masuk ke Indonesia pada Januari 2022.

Andalkan Uang Tunai

Perubahan perilaku turis Rusia ini juga dikatakan oleh Rifki Saldi Yanto, Manajer sebuah kafe lokal. Ia menuturkan dalam beberapa terakhir, pelanggan Rusia di tempatnya lebih banyak membayar dengan uang tunai dibandingkan kartu kredit.

Selain itu ada dampak penurunan pelanggan Rusia dalam beberapa hari terakhir.

Di sisi lain Kedutaan Rusia di Jakarta mengatakan pihaknya akan memberikan informasi dan bantuan kepada setiap warga negara yang menghadapi masalah.

Juru Bicara Kedutaan Rusia Denis Tetiushin mengatakan Bank Pochta Rusia sekarang menawarkan kartu virtual menggunakan sistem UnionPay China. Bukan Visa atau Mastercard.

"Ini gratis dan orang dapat membukanya di mana pun mereka berada," katanya dalam pesan teks.

Sedangkan lebih dari 7.000 orang Rusia terdampar di Thailand karena pembatalan penerbangan, mata uang rubel jatuh bebas, dan masalah pembayaran.

Sebagai informasi, ekonomi Rusia menghadapi krisis paling parah sejak jatuhnya Uni Soviet pada 1991, setelah negara-negara barat bergerak dalam beberapa hari terakhir untuk mengisolasinya dari sistem keuangan global.

Sistem pembayaran internasional SWIFT telah memutuskan beberapa bank Rusia dari jaringannya, sedangkan Visa dan Mastercard mengatakan mereka memblokir penggunaan luar negeri dari kartu mereka yang dikeluarkan oleh bank Rusia mulai 9 Maret. (beritabali.com).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini