SuaraBali.id - Belakangan NFT atau Non Fungible Token menjadi tren bagi seniman untuk menjual karya seninya. Sejumlah seniman di Bali mulai aktif menjual karya baik digital maupun analog melalui NFT.
Salah satu seniman yang mulai menggunakan NFT untuk menjual karyanya yakni Nino Hellmonk (47), asal Denpasar Bali. Ia mengaku sudah menjual sebanyak 5 karya hanya dalam waktu dua hari melalui platform digital penjualan karya seniman whoafrank.com.
Dari hasil karyanya tersebut seniman ini sudah mampu menghasilkan Rp 2,5 Juta dalam sehari.
Karya tersebut masing-masing terjual dengan nilai 0,01 koin ethereum atau setara Rp500 ribu. Adapun karya yang terjual yakni gambar ilustrasi ganesha, garuda, maruti, baby demon, dan gunungan wayang.
"Sudah menjual 5 karya sejak tanggal 21 launching kemarin dengan nilai sekitar Rp500 ribu," kata pemilik nama Nyoman Budhiarta ini saat dihubungi, Kamis (23/12/2021).
Nino mengaku penjualan karya seni menggunakan NFT merupakan pengalaman baru baginya. Karyanya dibeli menggunakan koin token dan bisa dijadikan rupiah.
"Saya baru banget ini untuk ini dan baru belajar. Ada banyak koin seperti ethereum hingga bitcoin," kata dia.
Ia mengatakan menjual karya melalui platform digital seperti whoafrank membantunya fokus berkarya. Sebab jika menjual sendiri hasil seninya menggunakan NFT menguras banyak waktu.
"Sebelumnya sempat menjual sendiri karyanya namun susah dan tak fokus," kata dia.
Selain itu hadirnya NFT juga banyak membantu seniman freelance sepertinya mendapatkan bayaran dari jerih payahnya. Nino merupakan ilustrator yang belakangan memang lebih banyak bekerja secara freelance.
- 1
- 2