Kerusakan Permanen Ancam Fasilitas Dan SDM Pariwisata Bali

Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) menyebutkan timbul kerusakan di berbagai fasilitas maupun sumber daya manusia (SDM).

Eviera Paramita Sandi
Kamis, 23 Desember 2021 | 07:36 WIB
Kerusakan Permanen Ancam Fasilitas Dan SDM Pariwisata Bali
Wisatawan memadati objek wisata Pantai Sanur saat liburan di Denpasar, Bali, Minggu (19/12/2021). [ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo]

SuaraBali.id - Pariwisata di Bali terpuruk hampir selama 2 tahun ini semenjak pandemi Covid-19 merebak. Musibah ini menyebabkan banyak gangguan di sektor yang sebelumnya menjadi unggulan pulau Dewata ini.

Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) menyebutkan timbul kerusakan di berbagai fasilitas maupun sumber daya manusia (SDM).

“Sebelum Covid teratur dilakukan pelatihan dan pertukaran tenaga kerja dan selama dua tahun terakhir hal itu tidak terjadi, karena saat ini SDM dioptimalkan seefisien mungkin. Oleh karenanya, untuk memulihkan wisata Bali 2022, akan dilakukan sejumlah terobosan, misalnya upaya agar kerusakan fasilitas tidak terjadi secara permanen,” ujar Wagub Bali sebagaimana diwartakan beritabali.com - Jaringan Suara.com.

Menurut Cok Ace, setidaknya ada dua hal yang dapat disiapkan Bali, yaitu meningkatkan daya tahan dan menggenjot daya saing. Dalam hal meningkatkan daya tahan, ia mengharapkan adanya hibah pariwisata yang segera terealisasi dan relaksasi tambahan juga suntikan soft loan.

Sementara itu guna meningkatkan daya saing, yang merupakan strategi jangka panjang, ia menekankan perlunya perbaikan pariwisata, seperti perbaikan produk baik dari industri wisata itu sendiri maupun dari pemerintah berupa infrastruktur.

Tanpa usaha-usaha ini menurutnya kerusakan yang ada bisa menjadi permanen, sehingga upaya perbaikan perlu dilakukan.

“Diharapkan pasca Covid-19, kita lebih siap bersaing dengan pasar global,” tegasnya dalam Dialog Produktif, Rabu (22/12/2021).

Hal senada disampaikan Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI), Didien Junaedy, selama pandemi COVID-19, industri pariwisata terpukul sangat parah. Pihaknya percaya, pariwisata domestik memiliki potensi, dengan jumlah penduduk Indonesia yang besar dan destinasi yang beragam.

“Tahun 2018, GIPI membuat paradigma baru pariwisata Indonesia, berupa upaya mengembangkan pariwisata domestik. Kita percaya bahwa pariwisata domestik Indonesia sangat besar bahkan lebih besar dari negara lain. Destinasi banyak dan infrastruktur sudah baik. Yang dibutuhkan adalah stimulus berupa bridging capital, khususnya untuk industri menengah ke bawah,” ujar Didien.

Diedien menambahkan, untuk membangkitkan pariwisata Indonesia juga butuh partisipasi semua pihak, termasuk taat prokes, patuh pada CHSE dan dilaksanakan tersistem dan bertanggung jawab.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini