BPBD : 120 Desa di Bali Zona Merah Rawan Bencana Cuaca Ekstrem, Gempa Hingga Tsunami

Ini juga disebabkan karena sebagian besar wilayah Bali sudah mulai memasuki masa peralihan musim atau pancaroba

Eviera Paramita Sandi
Jum'at, 12 November 2021 | 09:30 WIB
BPBD : 120 Desa di Bali Zona Merah Rawan Bencana Cuaca Ekstrem, Gempa Hingga Tsunami
Ilustrasi cuaca berawan. [Istimewa]

SuaraBali.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali meminta masyarakat mewaspadai potensi bencana akibat cuaca ekstrem. Hal ini juga menyebabkan 120 Desa di Bali terancam bencana mulai cuaca ekstrem hingga gempa dan tsunami.

Ini juga disebabkan karena sebagian besar wilayah Bali sudah mulai memasuki masa peralihan musim atau pancaroba. Selain itu juga BMKG sudah memperingatkan tentang dampak La Nina.

"Waspada terhadap cuaca ekstrem dampak La Nina dengan adanya peringatan dini BMKG Wilayah 3 Denpasar. Ada detail data 57 kecamatan di Bali, jika ada indikasi cuaca ekstrem di wilayah tertentu, akan dikeluarkan peringatan dini," kata Kepala Pelaksana BPBD Bali Made Rentin di Denpasar, Bali, Kamis (11/11/2021).

Ia mengatakan BPBD Bali telah memetakan daerah yang rawan bencana. Menurutnya ada 6 daerah yang masuk kategori zona merah rawan bencana.

Daerah itu di Karangasem, sebagian Klungkung, Bangli, Badung bagian utara, Tabanan bagian utara, dan Buleleng. Daerah itu mencakup 120 desa yang ada di Bali.

Bencana yang mengancam yakni mulai dari banjir, longsor, angin kencang, hingga pohon tumbang.

"Kami memetakan hampir 120 desa masuk zona merah di seluruh Bali. Desa zona merah bukan hanya ancaman cuaca ekstrem, ada potensi lain seperti ancaman gempa dan tsunami seperti di Perancak, Jembrana," kata dia.

Bencana lain yang harus diwaspadai yakni banjir. Menurutnya kejadian ini biasanya ada di kota besar seperti wilayah Denpasar dan Badung.

Untuk itu, masyarakat dan sejumlah pihak terkait untuk lebih peduli lingkungan. Sampah yang menumpuk di selokan berpotensi menyumbat aliran air dan mengakibatkan banjir.

Kemudian mulai melakukan pemotongan pohon yang mulai rindang dan tua. Hal ini mencegah jatuhnya korban jiwa akibat pohon tumbang.

""Robohnya pohon perindang, kejadian meminggal dunia ini hampir 8 orang tertimpa pohon tumbang di Karangasem saja," kata dia.

Sementara dari Januari hingga Oktober 2021, ada 367 kejadian bencana di seluruh Bali. Jumlah itu didominasi oleh tanah longsor.

Ia meminta masyarakat yang tinggal di area bantaran sungai dan daerah dengan kemiringan 70 persen untuk segera mengevakuasi secara mandiri jika intensitas hujan tinggi.

"Jika lebat lakukan evakuasi mandiri ke tempat yang aman longsor, banjir dan angin kencang," katanya.

Kontributor : Imam Rosidin

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini