Termasuk di dalamnya rumah sakit, klinik, dan organisasi profesi seperti Perhimpunan Kedokteran Wisata Indonesia (Perkedwi).
"Jadi, saatnya di tengah pandemi tingkatkan resiliensi industri kesehatan kita," sahutnya.
Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events) Kemenparekraf/Baparekraf, Rizki Handayani menambahkan bahwa pengembangan wisata kesehatan untuk tahap awal dilatarbelakangi jumlah ketersediaan rumah sakit yang ada di ketiga daerah tersebut.
"Selain itu, di Medan mempunyai potensi besar karena selama ini orang Medan yang ke luar negeri itu banyak sekali," jelasnya.
Baca Juga:Ini Khasiat Tersembunyi Tanaman Herbal Pegagan, Bisa Bikin Panjang Umur
Jadi, dia menambahkan, diharapkan dengan mempromosikan atau menyiapkan rumah sakit-rumah sakit yang ada di Medan, maka kemungkinan wisatawan-wisatawan yang berasal dari Sumatra Utara dan sekitarnya berobat ke luar negeri akan semakin kecil.
Selain Bali, lanjut Rizki, untuk pengembangan wellness dan herbal tourism, pihaknya juga akan mengembangkan potensi ini di Solo, Jawa Tengah.
"Solo juga tengah mengembangkan herbal tourism karena di Tawangmangu ada pusat kesehatan herbal milik Kementerian Kesehatan yang sangat berpotensi untuk kita dorong mengembangkan wisata herbal," jelasnya.
Dari keempat destinasi wisata kesehatan itu, Kemenparekraf memetakan setidaknya warga dari empat kota akan menjadi target pasar utama. Itu meliputi Bandung, Surabaya, Palembang, dan Bandung.
Baca Juga:Dipercaya Redakan Insomnia, Obat Herbal Dayak Kalimantan Ternyata Disukai Warga Turki
- 1
- 2