Berkobarnya Semangat Perjuangan Masyarakat Tihingan Klungkung

Masyarakatnya sejak dahulu telah menekuni kegiatan dalam bidang industri gamelan atau gong sebagai mata pencaharian.

Dythia Novianty
Selasa, 17 Agustus 2021 | 08:41 WIB
Berkobarnya Semangat Perjuangan Masyarakat Tihingan Klungkung
Tihingan Klungkung. [Berita Bai/Istimewa]

Hari-hari nahas dan saat-saat tidak menguntungkan mulai menampakkan bayangannya. Pada suatu hari terjadi penggerebegan di geriya oleh pasukan tentara NICA. Semuanya digeledah, atap tembok, kamar-kamar dan lainnya.

Semuanya tak luput dari penggeledahan. Walaupun tak ada sesuatu (senjata) yang didapati. tetapi Ida Bagus Ngurah Gog hari itu juga diangkut dibawa ke Klungkung.

Sesama teman seperjuangan saling tanya tentang kemungkinan terjadinya kebocoran. Tak ada seorang pun yang dapat memberi jawaban/kejelasan. sambil melakukan tugas seperti biasanya (ke kantor, ke sekolah dan lainnya).

Beberapa hari kemudian baru diketahui bahwa para pimpinan di Klungkung yaitu Cokorda Anom Putra, Cokorda Raka, I Gusti Ketut Tugug dan Ida bagus Anom semuanya sudah ditangkap. Ada yang ditahan di Karangasem (Puri) dan ada yang ditahan di Klungkung.

Baca Juga:Luhut Tegaskan Data Kematian Tidak Dikeluarkan Permanen dari Evaluasi Level PPKM

Juga terdengar informasi betapa gigihnya perlawanan yang dilancarkan oleh para gerilyawan kita di daerah pedalaman.

Dengan peristiwa penangkapan itu, gerak langkah perjuangan selanjutnya dilakukan sangat berhati-hati, karena kegiatan patroli tentara Belanda NICA (Netherlands Civil Administration) terus meningkat tajam.

Setiap saat di jalur jalan Tihingan ke utara dan ke selatan bertemu dengan tentara NICA, berdua, bertiga atau lebih. Kurang lebih dua bulan berselang, hari nahas datang lagi.

Pengurus staf Bhima lainnya menerima giliran. Tentara NICA dan Polisi NICA beraksi. Selama dua hari berturut-turut dilakukan penangkapan.

Wayan Suji, Nyoman Bebas, Nyoman Kondra, Made Wenten, Wayan Sudha, Nyoman Nesa, Made Orta dan AA. Gde Oka diambil di tempatnya masing-masing.

Baca Juga:Lagi! PPKM Level 4 Pulau Jawa - Bali Diperpanjang sampai 23 Agustus 2021

Ada di sekolah, ada di jalan, dan ada yang sedang di rumah. Semuanya dibawa ke Klungkung. Selama beberapa hari ditempatkan di kantor polisi (masih di selatan penjara-Kampung Jawa).

Maka mulailah suatu kehidupan baru bagi kami yang ditangkap. Hidup sebagai orang tahanan dalam lingkungan baru pula.

Selama sepuluh hari pertama, setelah kami dipindahkan dari Asrama Polisi ke penjara hampir tiap malam sekitar jam 21.00 terdengar gemerincing kunci pintu penjara.

Berarti ada tahanan yang akan diambil dari sel untuk diperiksa. Bergilir kami dipanggil-diperiksa-disiksa semaunya (dipukul dan ditendang) dalam keadaan gelap. Sedangkan pemeriksa membawa lampu senter.

Kembali ke penjara (sel) sambil mengerang kesakitan. Begitu terjadi tiap malam dua atau tiga orang mendapat panggilan pemeriksaan. Tidak seorangpun yang tidak ada kena pukul.

Semua kena pukul atau tendangan, mungkin bedanya ada yang keras atau sedang-sedang. Sore hari keesokannya diantar mandi ke kali Unda dengan berbaris dikawal dua atau tiga orang tentara NICA lengkap dengan senapan dan bayonet.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini