SuaraBali.id - Perumahan Burj Al Babas jadi kota hantu karena proyek gagal. Tidak ada orang yang mau beli Burj Al Babas, padahal rumahnya mewah.
Burj Al Babas adalah proyek yang awalnya diperuntukan bagi keluarga kaya raya yang ingin menghabiskan waktu pelesiran di Turki.
Rumah itu bak Istana Disney. Jumlahnya pun mencapai ratusan unit. Sayangnya, pembangunan perumahan terbengkalai dan tidak diketahui kelanjutannya.
Kini, Burj Al Babas dikenal sebagai salah satu kota hantu terbesar di dunia.
Baca Juga:Mirip Kota Hantu, Ini Keadaan Jalan Asia Afrika Bandung yang Sedang Ditutup
Kota hantu ini letaknya berdekatan dengan desa bersejarah di barat laut Turki, Mudurmu.

Ratusan bangunan mirip istana dongeng Disney tersebut, beberapa di antaranya sudah mulai rusak.
Tidak terawatnya Burj Al Babas, diduga gara-gara ambisi besar dan harga properti yang selangit. Kondisi ekonomi yang sulit juga diperkirakan membuat mimpi Burj Al Babas kandas.
Mengutip Odditycentral, Selasa (6/7/2021), inisiator perumahan mewah unik ini adalah Yerdelen brothers selaku pihak yang mengelola perusahan konstruksi Sarot Property Group.
Tujuan proyek ini adalah menarik para pembeli vila dari negara Timur Tengah, yang kerap berlibur ke Turki.
Baca Juga:Jam Malam Diberlakukan, Jalanan di Paris Bak Kota Hantu
Para orang kaya tersebut kerap mengunjungi Turki karena tertarik dengan iklim Mediterania dan pemandangan yang indah sehingga diyakini akan bersedia membeli vila.

Awalnya, harga satu vila ini mencapai 400 ribu hingga 500 ribu dolar atau setara Rp5,9 miliar hingga Rp7,2 miliar. Sebanyak 50 persen dari 700 vila pun berhasil terjual.
Semua baik-baik saja sampai akhirnya harga minyak anjlok sehingga sangat berdampak pada perekonomian Turki. Kondisi tersebut membuat harga villa menjadi anjlok dan terus turun.
Perlu diketahui, pembangunan Burj Al Babas sudah dimulai sejak 2014 silam. Mereka merekrut 2.500 pekerja yang membangun proyek dengan cepat.
Hanya saja, tak disangka perekonomian anjlok dan perusahaan konstruksi tidak bisa membayar pinjaman. Akhirnya, pembangunan dihentikan pada 2019.

Hal yang disayangkan, pembangunan masih kurang dari setengah jalan untuk dikatakan selesai. Tidak ada satupun vila yang sudah rampung dibangun sejak saat itu.