Wisata Vaksinasi Diharap Picu Perekonomian Bali, per Orang Mulai Rp4,1 Juta

Sasarannya adalah wisnu atau wisatawan Nusantara, utamanya yang berada di daerah dengan kecepatan vaksinasi rendah.

RR Ukirsari Manggalani
Selasa, 29 Juni 2021 | 18:01 WIB
Wisata Vaksinasi Diharap Picu Perekonomian Bali, per Orang Mulai Rp4,1 Juta
Ilustrasi vaksin COVID-19 (pixabay)

SuaraBali.id - Program wisata berbasis vaksinasi Covid-19 di Bali masih disiapkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno. Wisata vaksin diharapkan bisa memicu gairah industri pariwisata di Pulau Dewata.

"Itu jadi pemicu program vaksinasi di Bali. Karena saya dapat WA banyak sekali dari teman-teman yang tertarik, dan pantauan big data menunjukkan antusiasme masyarakat dapat vaksin sekaligus berlibur. Ini akhirnya jadi misi kita, kenapa harus jauh-jauh liburan ke luar negeri, kenapa enggak ke Bali saja?" terang Sandiaga Uno dalam Virtual Weekly Press Briefing, Senin (28/6/2021) seperti dikutip Beritabali.com, jaringan Suarabali.id, dari Liputan6.com.

"Saat ini kita bisa tawarkan destinasi wisata berkualitas dan sediakan vaksin. Konsep wisata vaksin di Bali ini bukan hanya untuk membangkitkan pariwisata, tapi membantu percepatan pelaksanaan vaksinasi Nasional, terutama bagi wilayah yang vaksinasinya rendah akibat keterbatasan sumber daya. Ini merupakan permintaan langsung dari Presiden Joko Widodo untuk dilakukan segera," kata Menparekraf.

Sejauh ini, sambungnya, Bali adalah salah satu provinsi dengan pelaksanaan vaksinasi tercepat di Indonesia. Hal ini dinilai sebagai indikator kuat untuk menyukseskan program wisata berbasis vaksinasi di Pulau Dewata.

Baca Juga:Wisata Bali: Pengusaha Kuliner Mie Kober Ida Bagus Hartawan, yang Bisnis Agro Pertanian

Selain itu, wisata vaksin merupakan pemberi nilai tambah bagi daya tarik yang dimiliki Bali, serta pemberi nilai tambah ekonomi karena wisatawan memiliki Length of Stay (LOS) yang cukup panjang (minimal 15 hari). Gagasan ini diharapkan mampu meningkatkan kembali perekonomian Bali dan membuka lapangan kerja.

Segmentasi pasar wisata vaksin di Bali adalah wisatawan Nusantara (wisnus), yaitu mereka yang berdomisili di provinsi lain dengan tingkat kecepatan vaksinasi yang masih rendah.

Skema paket wisata vaksin nantinya akan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, seperti menyertakan hasil tes antigen negatif dengan masa 1x24 jam dan wisnus yang diharuskan membeli paket wisata vaksin dalam pelaksanaannya.

Setelah pelaksanaan dosis vaksin pertama, selama 14 hari, wisnus diberikan tempat menginap di hotel yang sudah bersertifikat CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability) dan dapat mengunjungi tempat wisata yang bersertifikat CHSE.

Pada saat kepulangan, selain wisnus menerima vaksin kedua, mereka juga memerlukan hasil negatif tes antigen sebagai syarat kembali ke daerah masing-masing.

Baca Juga:Wisata Bali: Jajan Kaliadrem Akan Jadi Oleh-oleh Khas Kota Denpasar

Adapun jenis vaksin yang ditawarkan untuk turis domestik dalam program wisata vaksin di Bali adalah Sinovac, dengan skala waktu sekitar 14 hari untuk dua kali penyuntikan.

"Tapi (paket vaksin) Astra Zeneca sedang disusun karena itu perlu 11-12 minggu (jarak dosis pertama vaksin dengan dosis kedua). Kalau ada wisatawan yang mau berwisata selama itu, tentu kita sangat senang," jelas Sandiaga Uno.

Paket wisata vaksin di Bali ini ditawarkan mulai dari harga Rp4,1 juta per satu orang, belum termasuk tiket pesawat.

"Jadi konsepnya 14 hari 13 malam, harganya mulai Rp4,1 juta. Ini sudah termasuk dua kali vaksin dan tentunya fasilitas-fasilitas lain," jelas Direktur Utama TX Travel, Anton Thedy.

Khusus untuk wisatawan mancanegara (wisman), Gubernur Bali I Wayan Koster, mengatakan bahwa program wisata vaksin ini tidak akan mengambil jatah vaksinasi gratis milik masyarakat umum.

"Saat Bali dibuka kembali, kita juga buka untuk wisatawan mancanegara dengan vaksin gotong royong dan mandiri. Kita tidak akan ambil porsi vaksin gratis masyarakat," ucapnya.

Selain itu, Pemerintah Provinsi Bali juga sudah bersiaga menerapkan protokol kesehatan ketat dan standar CHSE bagi sejumlah tempat wisata, termasuk hotel.

Sandi menyatakan wisata vaksin dipicu program serupa yang ditawarkan sejumlah negara. Hal itu, dinilainya, sangat menggiurkan dan berpotensi menarik wisatawan.

Oleh karena itu, berdasarkan arahan Presiden Joko Widodo, ia berkoordinasi dengan Menteri Kesehatan dan Gubernur Bali dalam menyiapkan skema wisata vaksin. Rencananya, paket wisata vaksin akan diluncurkan bulan depan saat kunjungan kerja ke Bali.

Penunjukkan Bali sebagai destinasi wisata vaksin diharapkan bisa membantu proses pemulihan ekonomi daerah. Program ini memungkinkan untuk dilakukan di berbagai destinasi wisata lain, tandas Menparekraf.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini