SuaraBali.id - Keunikan Bali yang tak dijumpai di daerah lain. Bahkan keunikan ini hanya dijumpai di Bali saja.
Berbicara tentang Bali tak akan ada habisnya, Pulau yang menawarkan panorama alamnya, sejarah, serta budaya yang mengakar kuat dan mampu berdampingan dengan kehidupan Bali modern ini.
Setiap waktu Bali tak pernah sepi oleh kunjungan turis dari dalam maupun luar negeri.
Bali tak hanya identik dengan alamnya yang indah, saat mengunjungi pulau ini tentu kamu kemungkinan tak sadar jika ada hal-hal tertentu yang hanya ditemukan di Bali.
Baca Juga:5 Rekomendasi Tempat Resepsi Pernikahan di Bali, Dijamin Tak Terlupakan Seumur Hidup
Apa saja hal-hal unik tersebut?
Jika anda sedang jalan-jalan ke kawasan Kuta dan Legian anda mungkin akan terkejut ketika melihat souvenir yang serupa dengan lolok dan dijual di beberapa toko seni di kawasan tersebut.
Biasanya digunakan sebagai alat pembuka botol dan hiasan seperti gantungan kunci. Souvenir satu ini juga dicat dengan motif yang berbeda-beda.
Lolok dalam bahasa Bali berarti alat kelamin pria, kata lolok sendiri berasal dari benda bersejarah yang dinamakan lingga dikenal sebagai atribut terkuat Dewa Siwa. Lingga melambangkan tanda kelaki-lakian dari Dewa Siwa sehingga melambangkan kesuburan.
Baca Juga:7 Artis Asal Bali Tapi Tak Pakai Nama Khas Bali
Lingga terdapat di beberapa situs dan candi Hindu periode Jawa Tengah kuno ada yang digambarkan secara simbolik dan halus, serta ada pula yang digambarkan secara ikonis dan vulgar.
2. Ngaben atau Pelebon
Ngaben merupakan upacara kematian untuk jenazah yang merupakan bagian dari ritual keagamaan Hindu Bali dimana jenazah akan dibakar.
Berdasarkan kepercayaan Hindu Bali upacara ngaben bertujuan untuk melepas roh atau sang Atma dari belenggu duniawi.
Upacara ngaben ini kerap dijumpai di Bali karena mayoritas agama Hindu yang berkembang di pulau tersebut.
3. Penjor
Anda akan menemui banyak penjor yang dipasang ketika hari raya besar umat Hindu, seperti Galungan. Penjor merupakan simbol gunung yang dianggap suci oleh masyarakat Hindu Bali.
Penjor biasanya akan dipasang pada hari raya Galungan setelah pukul 12.00 WIB sebagai simbol kemenangan setelah melawan pikiran kotor, maupun sisi negatif.
Adapun fungsi dan makna Penjor Galungan dalam kegiatan upacara dan hari raya agama Hindu di Bali, berkaitan erat dengan Galungan melambangkan pertiwi bhuwana Agung dan simbol gunung yang melambangkan kesejahteraan serta keselamatan.
Sehingga penjor berfungsi sebagai sarana perlengkapan upakara yang bernilai sakral.
Penjor biasanya akan dipasang di pekarangan rumah, kantor, ataupun tempat usaha tepatnya di sebelah kanan pintu masuk, dan lengkungnya mengarah ke jalan.
4. Nama Anak yang Serupa
Pada masa lampau masyarakat Hindu Bali, menganut sistem kasta serta urutan kelahiran dari sang anak. Namun dalam proses pengajarannya terdapat kesalahan dalam penerapan sistem warna yang berasal dari Veda.
Biasanya anak-anak di Bali akan memiliki nama-nama yang serupa karena adanya aturan ini, dan masih ada beberapa kalangan yang masih menggunakan sistem kasta dalam penamaan anaknya namun juga sebagian masyarakat telah meninggalkan pemberian nama berdasarkan kasta dengan menjadi lebih modern.
5. kuburan Angin, di Desa Trunyan
Berbeda dengan kepercayaan Hindu Bali di sebagian besar daerah di Bali. Di mana jenazah tidak dibakar ataupun dikubur.
Setelah meninggal mayat-mayat ini akan diletakkan begitu saja di bawah sebuah pohon taru menyan.
Kemudian ditutup dengan kain putih dan dilindungi dengan pagar dari belahan bambu atau yang disebut dengan ancak saji.
Meskipun mayat-mayat ini tidak dikuburkan, tak ada bau busuk yang menyebar. Hal ini diduga dari adanya pohon taru menyan yang konon baunya sangat harum hingga bau mayat tak dapat tercium oleh warga sekitar.
Tak ditemukan secara pasti penjelasan terkait mengapa masyarakat di desa ini tak melakukan upacara pemakaman yang serupa dengan sebagian besar daerah di Bali.
Kontributor : Kiki Oktaliani