SuaraBali.id - Sejak dinyatakan hilang di perairan Bali bagian Utara pada Rabu (21/4/2021), kapal selam KRI Nanggala-402 "membisu" di tengah lautan. Kontak antara kapal selam dengan pemberi izin menyelam terputus pada pukul 04.25 WITA.
"Komunikasi terakhir dengan KRI Nanggala pada pukul 04.25 WITA saat komandan gugus tugas latihan akan memberikan otoritasi penembakan torpedo di situlah komunikasi dengan KRI Nanggala terputus," jelas Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Achmad Riad pada Kamis (22/4/2021).
KRI Nanggala-402 awalnya akan dipergunakan untuk latihan penembakan torpedo. Sebanyak 53 ABK ikut dalam kapal selam itu.

Kabar hilangnya kapal selam buatan Jerman ini mengagetkan dan membuat panik bagi publik dan tentu pihak keluarga ABK. Namun, pihak TNI AL menjelaskan kalau mereka memiliki cadangan oksigen yang cukup untuk 72 jam dan membawa stok logistik.
Baca Juga:Ini Sosok Kru KRI Nanggala-402 Lettu Imam Adi yang Viral Diadang Anaknya
Ada dua dugaan yang disimpulkan sebagai penyebab hilangnya kontak kapal selam Nanggala-402. Yakni:
- Kondisi black out atau tidak tersedianya aliran listrik.
- Adanya kebocoran BBM yang didukung oleh temuan minyak di area yang tidak jauh dari kapal menyelam.
Secercah harapan pun muncul ketika mendengar informasi itu dan berharap kapal selam Nanggala-402 bisa segera ditemukan.
Untuk melakukan pencarian, TNI mengerahkan 16 KRI dan lima pesawat udara untuk mendeteksi lokasi kapal selam Nanggala-402.
Pada Jumat (23/4/2021), KRI Rimau menemukan satu titik magnet yang cukup kuat di area yang menjadi lokasi pencarian.
Temuan itu menjadi pengacu tim pencarian untuk terus melakukan pendeteksian supaya segera menemukan kapal selam Nanggala-402.
Baca Juga:TNI AL Upayakan Evakuasi 53 ABK Kapal Selam Nanggala-402 di Kedalaman 850 M
Cadangan Oksigen Habis, Serpihan Nanggala-402 Mulai Menampakkan Diri
Sabtu (24/4/2021) dini hari, cadangan oksigen diperkirakan habis kalau dihitung dari ketersediannya yang hanya cukup untuk 72 jam. Sebenarnya, cadangan oksigen KRI Nanggala-402 memadai untuk lima hari bila kondisinya tidak black out.
"Kami tidak bisa lihat apakah black out atau tidak. Karena saat masuk air lampu masih menyala. Namun demikian kalau saat menyelam itu black out kemampuan hanya 72 jam. Kalau listrik hidup bisa tahan lima hari," jelas Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono dalam konferensi pers, Sabtu sore.
Empat hari pencarian, TNI tidak hanya melaporkan soal proses pencarian saja. Namun, mereka membawa serta serpihan yang diyakini adalah bagian dari kapal selam Nanggala-402.
Ditaruh dalam sebuah meja, satu persatu serpihan dan barang lainnya diperlihatkan. Ada tabung pelurus tabung torpedo, pipa pendingin, pelumas periskop, alas salat ABK, spons penahan panas pada pressroom, dan bahan bakar solar.
Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan, temuan-temuan itu tidak bakal lepas dari kapal apabila tidak ada tekanan kedalaman air yang mencapai 700-800 m.