Ingin Anak Tumbuh Tangguh? Lakukan 7 Pola Asuh Ini!

Anak yang tangguh akan tumbuh menjadi anak yang kuat dan mandiri.

Vania Rossa | Lilis Varwati
Jum'at, 11 Desember 2020 | 08:45 WIB
Ingin Anak Tumbuh Tangguh? Lakukan 7 Pola Asuh Ini!
Ilustrasi pola asuh orangtua. (Shutterstock)

SuaraBali.id - Memiliki anak tangguh pastilah jadi keinginan setiap orangtua, di mana anak mampu mengatasi berbagai masalahnya sendiri dan tak mudah menyerah pada setiap kesulitan yang dialaminya. Namun, itu semua tidak datang dengan tiba-tiba, melainkan harus dipupuk melalui pola asuh yang tepat. 

Dilansir dari laman CNBC, psikolog dari Sekolah Kedokteran Harvard Lisa Feldman Barrett, Ph.D., menjabarkan tujuh cara pola asuh yang harus dilakukan orangtua untuk membantu anak membangun otak yang fleksibel dan tangguh.

1. Filosofi jadilah tukang kebun, bukan tukang kayu
Tukang kayu mengukir kayu sesuai bentuk yang mereka inginkan. Tetapi tukang kebun membantu segala sesuatunya tumbuh sendiri dengan menumbuhkan tanaman yang subur.

Demikian pula, orangtua dapat membentuk anak menjadi pribadi yang spesifik. Misalnya, pemain biola konser, atlet, ataupun koki. Orangtua dapat menyediakan lingkungan yang mendorong pertumbuhan anak dengan sehat, dan membiarkan anak memilihnya.

Baca Juga:Waduh, Toxic Parent Ternyata Bisa Diturunkan ke Generasi Berikutnya, Lho!

Pendekatan tukang kebun adalah dengan menyebarkan berbagai peluang musik di sekitar rumah dan melihat mana yang memicu minat anak Anda. Apakah mereka suka menggedor panci dan wajan?

Setelah Anda memahami jenis tanaman yang Anda tanam, Anda dapat 'menyesuaikan tanah' tempat ia berakar dan berkembang.

2. Bicara dan bacakan untuk anak
Banyak penelitian menunjukkan bahwa ketika anak-anak baru berusia beberapa bulan dan tidak memahami arti kata-kata, otak mereka masih merekamnya. Hal itu membangun pondasi saraf untuk pembelajaran nanti.

Jadi, semakin banyak kata yang anak dengar, semakin besar efeknya ke depan. Anak juga akan memiliki kosakata dan pemahaman bacaan yang lebih baik. Mengajari anak kata-kata emosi seperti sedih, bahagia, juga frustrasi, sangat bermanfaat. Semakin banyak anak tahu, akan semakin fleksibel untuk ia dapat bertindak.

Jelaskan pada anak tentang apa yang menyebabkan kita merasa emosi, dan bagaimana pengaruhnya terhadap seseorang. Para ahli mencontohkan, “Lihat anak yang menangis itu? Dia merasakan sakit karena jatuh dan lututnya tergores. Dia sedih dan mungkin ingin pelukan dari orangtuanya."

Baca Juga:Dokter Ungkap Hubungan Pola Asuh Menuntut dan Kecanduan Internet Pada Anak

3. Jelaskan sesuatu
Anak punya rasa ingin tahu yang besar. Sehingga tak heran, ia akan terus bertanya tentang apa pun. Peran orangtua harus menjelaskan dengan alasan yang masuk akal. Karena jawaban apapun akan terekam oleh otak anak.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini