Jauh dari Kesan Horor, Ternyata Begini Kegiatan Seru Komunitas Malam Museum

Berteman dengan malam tak melulu menyeramkan, simak kisah komunitas inspiratif asal Yogyakarta berikut ini.

Arendya Nariswari | Hiromi Kyuna
Jum'at, 13 November 2020 | 17:32 WIB
Jauh dari Kesan Horor, Ternyata Begini Kegiatan Seru Komunitas Malam Museum
Peserta kegiatan Malam Museum berfoto bersama di Museum Sonobudoyo Yogyakarta. (Suara/Hiromi)

SuaraBali.id - Berjalan-jalan menjelajahi sejumlah destinasi wisata di siang hari, mungkin menjadi hal wajar yang  kerap dilakukan oleh banyak orang. Tapi apa jadinya, jika sebuah komunitas punya cara tersendiri untuk menikmati museum di malam hari?

Ini dia Komunitas Malam Museum, yang punya cara unik untuk mengedukasi anak muda tentang sejarah. Bertempat di Yogyakarta, Komunitas Malam Museum bermula dari kegiatan mahasiswa yang kemudian meluas dan cukup mencuri perhatian banyak pihak. 

Terinspirasi dari film Night at The Museum di tahun 2006, akhirnya tercetuslah ide dari Erwin Djunaedi dan kawan-kawannya untuk membuat Komunitas Malam Museum. 

Tak hanya kegiatan internal saja, ternyata Komunitas Malam Museum ini juga punya banyak kisah menarik dan pengalaman seputar perjalanan mereka. Salah satunya yakni agenda Jelajah Malam. 

Baca Juga:Mencicipi Gudeg Mbah Medi Kotagede yang Terkenal di Yogyakarta

Erwin Djunaedi, pendiri Komunitas Malam Museum saat selfie bersama para peserta. (Suara/Hiromi)
Erwin Djunaedi, pendiri Komunitas Malam Museum saat selfie bersama para peserta. (Suara/Hiromi)

Jelajah Malam Museum adalah kegiatan eksternal dari komunitas ini. Di kegiatan ini peserta dibatasi dengan umur mulai dari 17 hingga 45 tahun. Peserta akan diajak mengelilingi museum di malam hari dan tak dipungut biaya.

Dulu, Jelajah Malam Museum diadakan setelah maghrib atau pukul 18.30 WIB hingga 22.00 WIB. Namun sejak 2018, kegiatan dimulai pukul 16.00 WIB hingga 22.00 WIB.

Saat menjelajahi museum akan ada permainan yang akan diikuti partisipan. Nantinya, para partisipan akan diberikan modul dan juga pertanyaan. Mereka akan diberikan waktu untuk menyelasaikan permainan.

Para partisipan akan berpacu dengan waktu untuk dapat menjalankan misi yang telah diberikan. Di sinilah keseruan terjadi. Partisipan akan berlari agar waktu yang diberikan cukup dan akan saling berkompetisi satu sama lain.

Peserta Malam Museum tampak antusias mendengarkan penjelasan dari Erwin Djunaedi. (Suara/Hiromi)
Peserta Malam Museum tampak antusias mendengarkan penjelasan dari Erwin Djunaedi. (Suara/Hiromi)

“Karena ini tujuannya untuk edukasi ya, jadi  belum pernah ada kejadian horror atau  kesurupan. Tapi terkadang, ada peserta yang ‘peka’ terhadap hal itu sih,” cerita Erwin.

Baca Juga:Kisah Bagong, Selamat dari Letusan Merapi 10 Tahun Silam Berkat Lemari Tua

Kegiatan ini sangat diminati banyak orang. Pada saat pendaftaran dibuka, maka kuota dengan cepat akan segera terpenuhi. Di tiap kegiatan, jumlah peserta akan dibatasi 100 orang. Hanya dalam waktu satu jam saja akan banyak orang yang mendaftarkan diri.

Ramainya antusias ini membuat Malam Museum memberikan persyaratan setiap orang hanya boleh mengikuti kegiatan Jelajah Museum 1 kali dalam setahun. Ini agar setiap orang dapat kebagian merasakan serunya kegiatan Jelajah Malam Museum.

Banyak pula orang asal luar kota seperti Solo, Klaten, Semarang, bahkan Bandung yang menjadi peserta kegiatan ini. Mereka biasanya akan menjadwalkan liburan mereka ke Yogyakarta bersamaan dengan kegiatan Jelajah Malam Museum dihelat.

Kegiatan Eksternal Lainnya

Selain Jelajah Malam Museum ada 2 kegiatan eksternal lainnya. Pertama Kids in Museum, kegiatan ini dikhususkan untuk anak usia 6-12 tahun. Kegiatan ini mirip dengan Jelajah Malam Museum namun dilaksanakan pada pagi hari. Kegiatan yang dihadirkan pun sedikit berbeda, misalnya kegiatan mendongeng dan menggambar.

Kegiatan eksternal kedua yaitu Heritage. Pada kegiatan ini konsep mengenal budayanya lebih “serius” dibanding 2 kegiatan eksternal lainnya. Kegiatan Heritage dibuka untuk semua umur. Nantinya para peserta akan pergi ke sejumlah cagar budaya di wilayah Yogyakarta.

Aktivitas di Tengah Pandemi

Saat pandemi Covid-19 melanda Indonesia, kegiatan Malam Museum sempat terhenti sesaat. Namun, mereka mulai aktif kembali dengan kegiatan internal secara virtual. Beberapa webinar telah dilaksanakan sejak pandemi.

Selain webinar, saat era New Normal  mulai berjalan, kegiatan Jelajah Museum pun di mulai kembali. Selama pandemi Covid-19, kegiatan Jelajah Museum di lakukan pada pagi hari.

Semua peserta wajib menerapkan protokol kesehatan seperti mencuci tangan, tidak sedang demam, menggunakan masker dan juga face shield.

Kegiatan Jelajah Museum yang dihelat di tengah pandemi Covid-19 tetap mendapat antusias luar biasa dari masyarakat.

Komunitas Malam Museum membuka 2 sesi dengan peserta 50 orang per sesi dan di tengah pandemi ini kuota peserta tetap terisi penuh. Tentu saja setiap peserta pun harus menjaga jarak aman.

Untuk sementara waktu ini pun, Komunitas Malam Museum belum menerima  peserta dari luar kota Yogyakarta.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini