SuaraBali.id - Masa-masa sulit dialami warga Australia di masa pandemi corona saat ini. Sejak Maret 2020 sampai saat ini sebagian warga Australia menggantungkan hidup dari subsidi COVID-19 dari pemerintahnya.
Salah satunya dialami Aidan Draper. Aidan adalah seorang warga di Kota Sydney yang baru pindah ke Australia pada bulan Maret lalu.
Ia telah melamar berbagai jenis pekerjaan, termasuk untuk menjadi pencuci piring di restoran.
Pria berusia 21 tahun tersebut mulai kehabisan uang tabungannya namun tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan tunjangan uang dari Pemerintah di tengah pandemi COVID-19.
Baca Juga:Tanpa Santan, Semur Daging dari Sapi Australia Siap Saji Hanya 30 Menit!
Pekan lalu ia melamar pekerjaan sebagai pencuci piring lewat sebuah situs pencari kerja.

Dari email notifikasi yang ia dapatkan setelah mengajukan lamaran kerja itu, Aidan diberitahu jika ada 6.190 orang lainnya yang melamar posisi tersebut.
Selain menjadi pencuci piring, ada juga tawaran menjadi penyusun dan memilah barang-barang di pabrik kosmetik, tukang bersih-bersih, pengantar surat, dan pengangkat barang di percetakan.
"Karena saya sudah melamar banyak pekerjaan dan sering ditolak, saya hanya bisa tertawa melihat banyaknya yang melamar pekerjaan cuci piring," kata Aidan.
Dari data pengangguran Biro Statistik Australia (ABS) menunjukkan tingkat pengangguran di bulan Agustus sebenarnya sudah turun menjadi 6,8 persen dari 7,5 persen sebelumnya. Tapi tentu saja angka ini masih cukup tinggi.
Baca Juga:Chef Vania Wibisono Bagikan Cara Buat Spaghetti Meatballs Daging Australia
Mulai hari Senin ini (28/09), warga di Australia yang berhak mendapatkan tunjangan uang dari pemerintah setidaknya harus mencari delapan pekerjaan per bulan agar tetap bisa mendapat bantuan tersebut.
Pakar ekonomi dan tenaga kerja dari Grattan Institute di Melbourne, Matt Cowgill, mengatakan pengangguran di Australia masih akan tinggi hingga beberapa tahun ke depan.
"Secara umum kita belum melihat puncak dari tingkat pengangguran, jadi kondisinya akan memburuk," ujarnya.

Sejumlah pakar ekonomi juga memperkirakan puncak pengangguran di Australia akan terjadi dalam beberapa bulan ke depan, jika tidak ada lagi wabah baru COVID-19 dan jika perekonomian bisa pulih di tahun 2021.
Sementara itu di beberapa kawasan pedalaman dan pedesaan Australia, mengisi lowongan pekerjaan selalu menjadi masalah, terlepas sebelum atau saat pandemi COVID-19.
"Ini selalu menjadi masalah di luar kota-kota besar … [untuk] mendatangkan orang bekerja di bidang yang sebenarnya cukup bagus," ujar Dr Kim Houghton, Kepala Ekonom dari Regional Australia Institute (RAI).