- Wamen BKKBN Isyana Oka menekankan pencegahan stunting krusial melalui intervensi gizi 1.000 Hari Pertama Kehidupan.
- Kunjungan kerja meninjau implementasi program prioritas Presiden dan Wapres, MBG 3B, di SPPG Nefonaek Kupang.
- Wamen memastikan kualitas makanan bergizi serta memberikan edukasi pentingnya asupan gizi dan program Keluarga Berencana.
SuaraBali.id - Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Wakil Kepala BKKBN, Isyana Bagoes Oka menegaskan urgensi pencegahan stunting sejak masa krusial 1.000 Hari Pertama Kehidupan, khususnya ketika bayi masih berada dalam kandungan.
Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam rangkaian kunjungan kerja dalam memastikan implementasi kebijakan pencegahan stunting melalui intervensi gizi dan edukasi keluarga berjalan efektif.
Sebagai bagian dari upaya tersebut, Wamen meninjau fasilitas yang menjadi ujung tombak penyediaan makanan bergizi bagi kelompok prioritas.
Salah satu lokasi yang dikunjungi adalah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Nefonaek Pasir Panjang Kota Kupang, sebagai pusat produksi, penyimpanan, dan distribusi makanan bergizi.
SPPG memegang peran vital dalam rantai logistik MBG 3B, mulai dari pengadaan bahan makanan, proses produksi, hingga pengemasan dan penyaluran kepada sasaran ibu hamil, ibu menyusui, dan balita non-PAUD.
Di SPPG Nefonaek, Wamen meninjau secara menyeluruh setiap ruangan, mulai dari ruang produksi, ruang pencucian ompreng, hingga ruang pengemasan makanan.
Ia memastikan kualitas dan keamanan makanan yang diproduksi, serta menekankan agar makanan dibuat tidak pedas dan layak dikonsumsi balita.
“Kami datang ke Kota Kupang untuk melihat bagaimana pelaksanaan dan distribusi program MBG 3B. Ini adalah salah satu program prioritas Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka untuk mencapai visi keempat Asta Cita, yakni meningkatkan kualitas sumber daya manusia,” jelas Wamen Isyana, seraya menginformasikan bahwa program MBG 3B di SPPG Nefonaek telah berjalan tiga bulan.
Usai dari SPPG, Wamen kemudian mengunjungi rumah penerima manfaat MBG 3B. Salah satunya pasangan suami istri Heru Siswanto dan Alsa Alfrida Lasena, warga RT 02 RW 01, yang tinggal di sebuah kos-kosan selama satu tahun terakhir dengan biaya kos Rp350 ribu per bulan.
Baca Juga: 53 Ribu Ahli Gizi Siap Diturunkan ke 'Medan Perang' Program Makan Bergizi Gratis
Heru bekerja sehari-hari sebagai nelayan. Dalam kesempatan tersebut, Wamen menanyakan sejak kapan ibu hamil tersebut menerima MBG, serta manfaat yang dirasakan.
Ia juga memberikan edukasi mengenai pentingnya asupan gizi bagi kesehatan ibu dan janin, serta menyarankan untuk mengikuti program Keluarga Berencana (KB).
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Pantau Produksi dan Distribusi MBG 3B untuk Ibu Hamil di Kupang, Ini Temuan Wamen Isyana
-
Danantara dan BP BUMN Pastikan Kehadiran Negara Lewat 1.000 Relawan di Wilayah Terdampak Bencana
-
BUMN Peduli, BRI Terjunkan Relawan ke Daerah Bencana Sumatera
-
BRI Sigap Tangani Bencana Alam di Aceh, Sumut, dan Sumbar Bersama Danantara
-
Bali Larang Botol Plastik di Bawah 1 Liter, Pengusaha Panik