- Said Didu sebut proyek Whoosh dari awal berpotensi rugi karena studi kelayakannya tidak layak
- Ia menepis potensi untung karena butuh 138 tahun balik modal, melebihi usia kereta 50 tahun.
- DPR setuju utang Whoosh tidak dibayar pakai APBN karena ini proyek bisnis-ke-bisnis (B2B).
SuaraBali.id - Eks Sekretaris BUMN, Said Didu menyebut bahwa dari awal proyek Kereta Api Cepat Jakarta – Bandung (Whoosh) sudah berpotensi merugikan keuangan negara.
Said terang – terangan mengungkapkan hal itu pasalnya ia melihat studi kelayakan proyek tersebut yang tidak layak.
“Proyek ini sangat berpotensi (merugikan keuangan negara) karena studi kelayakannnya sama sekali tidak layak,” aku Said, dikutip dari youtube Abraham Samad Speak Up, Rabu (22/10/25).
Said sontak menjelaskan bahwa BUMN tidak akan memperbolehkan ataupun mengizinkan proyek yang berpotensi merugikan.
Pasalnya, apabila proyek tersebut diizinkan terus berlangsung, maka akan ada kecurangan dibaliknya, yakni merancang keuntungan pada proyek tersebut.
“BUMN atau perusahaan manapun tidak boleh melaksanakan proyek yang pasti rugi. Tidak boleh, karena itu melanggar Undang – Undang perpajakan,” jelas Said.
“Orang yang diizinkan melaksanakan proyek rugi maka orang merancang itu dan mengambil keuntungan di proyeknya dan dibangkrutkan,” imbuhnya.
Maka dari itu Said menjelaskan bahwa salah satu alasan adanya subsidi adalah untuk menyelamatkan proyek yang berpotensi rugi menjadi layak.
“Tidak boleh sama sekali, nah itulah mengapa kalau ada proyek rugi dikasih subsidi supaya jadi layak,” terang Said.
Baca Juga: KPK Soroti Dugaan Korupsi Whoosh, Mahfud MD Diminta Beri Bukti
“Itu prinsip,” tegasnya.
Sebagai orang yang pernah berkecimpung di Kementerian BUMN, Said menegaskan sekali lagi bahwa tidak pernah ada bahkan tidak boleh menyetujui suatu proyek yang berpotensi rugi.
“Saya 6 tahun di Kementerian BUMN, tidak pernah dan tidak boleh menyetujui suatu proyek yang rugi, tidak boleh, karena kalau gitu kita masuk penjara,” tegasnya.
Sementara itu saat menanggapi pernyataan bahwa nantinya proyek Whoosh ini akan menguntungkan, Said justru menepisnya dengan dalih usia kereta yang hanya 50 tahun.
“Bagaimana bisa untung? Umur kereta ini 50 tahun, baru balik modal hitungan lama itu 138 tahun, jadi sudah hancur keretanya, ya mungkin juga sudah tidak ada lagi keretanya, kan mobil terbang nanti, haha,” terang Said.
DPR Setuju Purbaya Tolak Bayar Utang Whoosh Pakai APBN
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- Pemain Keturunan Jerman Ogah Kembali ke Indonesia, Bongkar 2 Faktor
Pilihan
-
Hasil SEA Games 2025: Mutiara Ayu Pahlawan, Indonesia Siap Hajar Thailand di Final
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
Terkini
-
BRI Perkuat UMKM Difabel Lewat Pelatihan Administrasi dan Wirausaha
-
Kapasitas Tempat Pembuangan Sampah di Lombok Barat Menipis
-
Sinergi Perusahaan Anak Dorong Kinerja BRI Tumbuh Solid pada Triwulan III 2025
-
Investor Muda Bali Serbu Bursa Saham: 1 dari 3 Investor Baru Berusia 18-25 Tahun
-
Ini 13 Restoran Langgar Aturan di Sawah Terindah Bali