SuaraBali.id - “Gadis yang pikirannya sudah dicerdaskan, pemandangannya sudah diperluas, tidak akan sanggup lagi hidup di dalam dunia nenek moyangnya.”
KUTIPAN dari buku Habis Gelap Terbitlah Terang karya RA Kartini tersebut mungkin adalah pengejawantahan dari kegigihan para perempuan di Bali yang terus belajar dan berkarier.
Mereka tak mau tertinggal dan terhenti meski dihadapkan pada tantangan dan tuntutan masa kini yang bergelut dengan dunia serba cepat untuk menjadi generasi tercerahkan dan tentunya, next level.
Seperti halnya cerita Misriati, ibu satu anak yang juga seorang pengusaha warung Nasi Tempong ini mengaku sebagai sosok yang ingin terus belajar.
Ia mengaku sebagai lulusan sekolah dasar (SD) agak gagap teknologi alias gaptek dengan digitalisasi tapi selalu berusaha untuk tahu segala hal.
Namun siapa sangka, ternyata ia adalah seorang generasi digital immigrant yang kini sangat bergantung dengan internet dalam menjalankan bisnis Nasi Tempong yang dinamainya Nasi Tempong Bu Reva di Tuban, Kuta Selatan.
“Saya mengelola 5 Hp ditambah WiFi yang semuanya pakai internet, dua diantaranya saya gunakan khusus untuk jualan Nasi Tempong, semuanya pakai pascabayar IM3 Platinum,” ujarnya kepada suara.com, Sabtu (24/5/2025).
Ia mengaku punya rasa ingin tahu yang besar dan selalu mencoba berbagai teknologi dengan ambisi agar sama seperti teman-temannya yang lain.
“Rasa ingin tahu saya dan rasa saya bisa mendorong saya. Meskipun lulus SD kalau ada laptop diam saya utak-atik. Alhamdulillah bisa. Saya juga belajar jualan lewat ojek online,” kisahnya.
Baca Juga: Traffic Data Bali Nusa Tenggara Meningkat, Indosat Bukukan Laba Rp13,8 M
Meskipun menggunakan banyak gadget dalam kesehariannya, Misriati mengaku tak boros.
Padahal beberapa Hp-nya juga digunakan oleh suami dan anaknya selain untuk berkomunikasi dan berbisnis tentunya juga untuk hiburan tanpa henti seperti halnya akses media sosial.
“Awalnya saya pakai prabayar, beli pulsa tiap kali habis. Nah satu ketika saya lupa isi ulang. Eh nomor saya diblokir. Lalu saya coba pakai IM3 Platinum dan daftar lewat CS (Customer Service) saya ambil paket tahunan,” jelasnya.
Pengobi masak asal Banyuwangi ini pun akhirnya menemukan provider yang pas dengan kebutuhannya tiap hari. Satu alasannya adalah karena murah dan sinyal kuat.
Ia memilih paket tahunan IM3 Platinum yang diingatnya hanya membayar sekitar Rp 750 ribu.
Misriati mengaku memilih paket termurah dan mendaftarkan beberapa HP-nya termasuk milik keluarga.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
-
4 Tablet RAM 8 GB dengan Slot SIM Card Termurah untuk Penunjang Produktivitas Pekerja Mobile
-
3 Fakta Perih Usai Timnas Indonesia U-22 Gagal Total di SEA Games 2025
-
CERPEN: Catatan Krisis Demokrasi Negeri Konoha di Meja Kantin
-
CERPEN: Liak
Terkini
-
5 Mobil Keluarga dengan 'Kaki-Kaki' Jangkung Anti Banjir
-
Urutan Makeup Sempurna Skin Prep hingga Setting Spray Khusus Pemula
-
Lari Makin Nyaman, Cedera Minggir! Ini 4 Rekomendasi Sepatu Lari Pria dan Wanita
-
Viral Bonnie Blues Bangbus di Bali Berujung Deportasi
-
7 Rekomendasi Sunscreen SPF 50: Perlindungan Extra dari Sinar Matahari