Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Jum'at, 10 Januari 2025 | 13:03 WIB
Mendiang Ni Ketut Nurhayati [Istimewa]

SuaraBali.id - Kematian pekerja migran Indonesia (PMI) bernama Ni Ketut Nurhayati (39) menyisakan duka bagi keluarga korban di Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Buleleng, Bali.

Seperti diketahui, ibu 8 anak ini diduga tewas menjadi korban pembunuhan di Malaysia.

Indra Hardiawan turut mengantar penyerahan jenazah Nurhayati ke rumah duka dan menyebutkan akan berkoordinasi dengan perwakilan di Malaysia terkait meninggalnya pekerja migran Indonesia ini.

“Perkembangannya kami koordinasikan dengan perwakilan di Kuala Lumpur, Malaysia. Kemudian ada keterangan dari suaminya, almarhum bekerja melalui sebuah perusahaan di Jawa Timur. Kami masih tracking dan data,” ujar Indra Hardiawan sebagaimana diwartakan beritabali.com – jaringan suara.com.

Baca Juga: Antisipasi Macet Nataru, Bus Wisata Diusulkan Lewat Buleleng

Suami mendiang, Komang Suinten mengatakan, baru mengetahui kabar istrinya tewas diduga terbunuh setelah lama kehilangan kontak, dimana saat bekerja di Malaysia sebagai Asisten Rumah Tangga (ART) pada awal tahun 2024 lalu.

Ia  mendapat kabar Nurhayati kabur dari tempatnya bekerja.

"Awal tahun 2024 lalu komunikasi kami terputus. Saya kurang mengerti apa sebabnya karena kami berjauhan. Katanya dia sudah pergi dari majikan sebelumnya,” ujarnya.

Suinten mengaku bertemu dengan mendiang istrinya di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan menikah pada tahun 2013 silam.

Nurhayati memiliki lima anak dari suami pertama, dan tiga anak dari pernikahannya dengan Suinten. Pada 3 Juli 2023 lalu, Nurhayati memutuskan merantau ke Malaysia melalui sebuah agen penyalur tenaga kerja di Tulungagung, Jawa Timur.

Baca Juga: Cerita Wayan Koster Habiskan Waktu Saat Masa Tenang Dengan Sembahyang Keliling Pura

"Kami sudah mengikhlaskan kepergian istri saya dan selanjutnya menyelesaikan kewajiban terakhir sebagai suami untuk mengupacarai sesuai kepercayaan kami di desa,” ujarnya.

Sementara itu Kelian Banjar Dinas Gitgit, Made Widianingsih, berharap pihak keluarga Nurhayati agar pemerintah mengusut kematian korban kendati pihak keluarga tidak mengajukan tuntutan.

"Paling tidak pemerintah berinisiatif mengawal kasus ini di Malaysia sehingga pelaku bisa dihukum maksimal. Apalagi kejadian ini membuat keluarga berduka," ucapnya.

Saat ditemukan, Nurhayati sudah tewas dengan berlumuran darah di sebuah kamar hotel di kawasan Puchong, Malaysia. Diduga, ia menjadi korban pembunuhan oleh teman dekatnya.

Kepolisian Diraja Malaysia juga telah mengamankan seorang laki-laki berusia 23 tahun yang diduga sebagai pelaku dan memiliki hubungan khusus dengan korban, bahkan foto antara korban dan pelaku beredar di media sosial (medsos) dengan cepat.

Load More