SuaraBali.id - Malam ganjil pada 10 malam terakhir bulan Ramadan, masyarakat di Lombok memiliki tradisi “maleman”. Dimana, tradisi maleman ini untuk menyambut Malam Lailautul Qadar.
Tradisi maleman biasanya masyarakat menyalakan lampu khusus yang terbuat dari kapas, jamplung kering yang disebut dile jojor. Nantinya jamplung tersebut biasanya disangrai agar bisa mengeluarkan minyak lebih banyak. Setelah tercampur nantinya akan berwarna hitam pekat dan ditempelkan di irisan bambu.
Nantinya dile jojor ini dipasang di setiap sudut rumah, pohon, makam keluarga dan beberapa tempat lainnya. Tradisi ini sudah berlangsung cukup lama. Setiap kampung memiliki waktu yang berbeda-beda untuk merayakan maleman ini yaitu setiap malam ganjil di bulan Ramadan khususnya 10 malam terakhir.
“Ada yang merayakan pada malam ke 21, ada yang 23, 25, 27 bulan Ramadan. Itu ada tergantung dari masyarakat di kampung,” kata salah satu tokoh agama di Lombok Barat, Rabayani.
Baca Juga: 5 Tempat Berburu Takjil Ramadan di Denpasar yang Selalu Ramai
Ia mengatakan, tradisi ini biasanya dimulai setelah berbuka puasa. Para orang tua dan anak-anak membawa dile jojo keliling kampung dan dipasang di semua pekarangan.
“Ini tradisi lama yang harus tetap dilestarikan,” katanya.
Selain itu, setelah semua dila jojor terpasang masyarakat biasanya menggelar roah atau makan bersama di mushola atau masjid. Namun sebelumnya ada zikir dan doa yang dipanjatkan kepada Allah SWT.
“Kita roah setelah ini. Jadi pada maleman ini kampung itu terlihat sangat indah dengan cahaya dile jojor,” katanya.
Pembuatan dile jojor saat ini sudah semakin jarang. Hal ini disebabkan karena buah jamplung yang sulit. Namun untuk mempertahankan tradisi ini, para pembuat dile jojor memiliki ide kreatif lainnya.
Baca Juga: Pendakian Gunung Rinjani Akhirnya Kembali Dibuka
“Nanti itu dijual seperti sate dibungkus-bungkus. Di sini sudah ada yang biasa menjajakan dile itu jauh sebelum perayaannya,” katanya.
Kontributor Buniamin
Berita Terkait
-
Qadha Puasa Ramadan dan Puasa Syawal, Mana yang Harus Didahulukan? Ini Penjelasannya
-
Inflasi Saat Bulan Ramadan Hanya 1,03 Persen Pertanda Apa?
-
Kicak Mbah Wono, Makanan Tradisional Legendaris Khas Jogja
-
SIG Gelontorkan Ribuan Bantuan Selama Ramadan Hingga Lebaran
-
Pertamina Energy Terminal Pastikan Jaga Pasokan BBM dan LPG di Ramadan-Idulfitri 2025
Terpopuler
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Daftar Pemain Timnas Belanda U-17 yang Gagal Lolos ke Piala Dunia U-17, Ada Keturunan Indonesia?
- Titiek Puspa Meninggal Dunia
- Gacor di Liga Belanda, Sudah Saatnya PSSI Naturalisasi Pemain Keturunan Bandung Ini
- Eks Muncikari Robby Abbas Benarkan Hubungan Gelap Lisa Mariana dan Ridwan Kamil: Bukan Rekayasa
Pilihan
-
Terbang ke Solo dan 'Sungkem' Jokowi, Menkes Budi Gunadi: Dia Bos Saya
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan Kamera Beresolusi Tinggi, Terbaik April 2025
-
Harga Emas Terbang Tinggi Hingga Pecah Rekor, Jadi Rp1.889.000
-
Dari Lapangan ke Dapur: Welber Jardim Jatuh Cinta pada Masakan Nusantara
-
Dari Sukoharjo ke Amerika: Harapan Ekspor Rotan Dihantui Kebijakan Kontroversial Donald Trump
Terkini
-
Dengan Pendanaan BRI, Warung Makan Bu Sum di Beringharjo Makin Berkembang dan Laris
-
Dishub Bali Bingung, Sebut Rencana Kapal Cepat Banyuwangi Denpasar Baru Sepihak
-
Obat Rindu, Para Dokter di Hospital Playlist Akan Muncul di Resident Playbook
-
Ada Bus Listrik Baru dari Korea Selatan Untuk Bali, Bagaimana Kabar Bus Merah TMD?
-
UMKM Asal Sidoarjo Ini Sukses Tembus Pasar Ekspor Berkat Pemberdayaan BRI