SuaraBali.id - Tradisi – tradisi yang ada di sekeliling kini terancam hilang dari kebudayaan Masyarakat. Hal ini lantaran tergeser oleh perkembangan zaman.
Namun berbeda dengan Masyarakat Klungkung yang sampai saat ini masih melestarikan tradisi-tradisinya hingga menjadi warisan budaya.
Salah satu tradisi yang masih dilestarikan sampai saat ini adalah tarian baris jangkang. Tarian ini terdapat di Dusun Pelilit, Pulau Nusa Penida Bali.
Melansir dari laman kemendikbud, Tarian baris jangkang ini biasanya dipentaskan oleh sekelompok pria dewasa. Sebanyak 8 sampai 12 orang pria memakai senjata tombak Panjang.
Baca Juga: 'Video Panas' Pria Host K Pada Danise Chariesta Muncul Lagi: Jleb Banget
Pakaiannya pun sangat sederhana yaitu dengan mengenakan celana putih, kain putih dan saput kuning.
Mengapa diberi nama Baris jangkang? Rupanya karena tarian ini dibawakan dengan gerakan setengah jongkok (jangkang) dengan diiringi gamelan.
Usia tarian ini terbilang sudah cukup tua. Hal ini terlihat dari segi gerakan tarinya hingga pakaiannya yang serba sederhana.
Asal usul adanya tarian baris jangkang ini bermula dari seorang abdi (parekan) di Kerajaan Semarapura Bernama Jro Wayan Kulit.
Ia sehari-hari bertugas memberi makan babi. Suatu saat Jro Wayan Kulit pulang ke Nusa Penida dan memohon tempat makan babi berbentuk kempur berbahan perunggu dibawa pulang.
Baca Juga: Hamil Anak RD, Denise Chariesta Nekat Jebak Pria Lain Menjadi Suaminya
Menurutnya tempat makan babi itu mempunyai kekuatan magis yang luar biasa. Sang raja pun memberikan tempat makan babi itu untuk dibawa pulang Jro Wayan ke rumahnya, yang kini Bernama Desa Pakraman Pelilit.
Desa tersebut suatu hari diserang oleh desa lain. Berkat kesaktian Jro Wayan dan kekuatan kempur tempat makan babi, akhirnya musuh lari jungkang jungking tidak jadi menyerang.
Terinspirasi dari kejadian tersebut, Jro Wayan pun membuat tari yang dinamakan sesolahan Jangkang atau yang lebih dikenal dengan Tari Baris Jangkang.
Tarian ini dipentaskan setiap ada pujawali baik di Pura Desa, Pura Dalem, Pura Puseh maupun pura-pura lain.
Selain itu Tarian Baris Jangkang ini juga ditarikan Ketika ada warga desa yang membayar kaul hingga saat terjadi musim kemarau Panjang.
Lantaran sudah dianggap sakral oleh Masyarakat, setiap hari suci Buda Kliwon Ugu, mereka menghaturkan sesaji dan diupacarai berupa banten.
Kontributor: Kanita Auliyana Lestari
Berita Terkait
-
Mulut Berbusa usai Check In Bareng Cewek di Hotel, MS Tewas Gegara Overdosis Obat Kuat?
-
Seorang Pria Paruh Baya Diciduk Polisi Usai Lalukan Rudapaksa Terhadap Anak SMP
-
Tips Pilih Baju Lebaran Pria Anti Gerah ala Desainer: Palazzo hingga Oversize Jadi Kunci!
-
Tips Memadukan Outfit Baju Lebaran Pria Agar Tampil Stylish
-
8 Rekomendasi Gamis Pria Kalcer Kekinian untuk Lebaran, Lengkap dengan Harganya!
Tag
Terpopuler
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Daftar Pemain Timnas Belanda U-17 yang Gagal Lolos ke Piala Dunia U-17, Ada Keturunan Indonesia?
- Titiek Puspa Meninggal Dunia
- Gacor di Liga Belanda, Sudah Saatnya PSSI Naturalisasi Pemain Keturunan Bandung Ini
- Eks Muncikari Robby Abbas Benarkan Hubungan Gelap Lisa Mariana dan Ridwan Kamil: Bukan Rekayasa
Pilihan
-
Profil CV Sentosa Seal Surabaya, Pabrik Diduga Tahan Ijazah Karyawan Hingga Resign
-
BMKG Bantah Ada Anomali Seismik di Bogor Menyusul Gempa Merusak 10 April Kemarin
-
6 Rekomendasi HP Rp 4 Jutaan Terbaik April 2025, Kamera dan Performa Handal
-
5 Rekomendasi HP Rp 2 Jutaan Snapdragon, Performa Handal Terbaik April 2025
-
Hasil BRI Liga 1: Diwarnai Parade Gol Indah, Borneo FC Tahan Persib Bandung
Terkini
-
Diejek Jelek & Tak Ideal, Model Bali Ini Buat Perundungnya di Masa Lalu Menyesal
-
23 Persen Sampah di Bali Dibuang Sembarangan, Diduga Jadi Penyumbang Sampah Laut
-
Mewahnya Hotel Tempat Luna Maya Dan Maxime Gelar Pernikahan di Ubud, Akomodasi Full Sampai 3 Hari
-
Dengan Pendanaan BRI, Warung Makan Bu Sum di Beringharjo Makin Berkembang dan Laris
-
Dishub Bali Bingung, Sebut Rencana Kapal Cepat Banyuwangi Denpasar Baru Sepihak