SuaraBali.id - Pulau Bali salah satu pulau di Indonesia yang kaya akan tradisi. Bahkan didaerah ini masih terus mempertahankan dan melestarikan tradisinya meski dunia sudah berubah menjadi serba kekinian.
Salah satu tradisi yang masih terus dilestarikan adalah Ngelawang Bali. Kalian pasti sedikit kurang familiar dengan kata tersebut, pasalnya tradisi yang cukup populer dan dikenal banyak orang hanyalah Upacara Ngaben.
Melansir dari laman Kemenkeu, Kata Ngelawang berasal dari kata ‘Lawang’ yang artinya adalah pintu. Tradisi ini ditujukan untuk menolak bala atau petaka.
Ngelawang dilakukan dengan cara berkeliling banjar atau desa, sembari menarikan tarian Barong Bangkung.
Baca Juga: 40 Negara Ikuti Kejuaraan Dunia Biathle/Triathle UIPM 2023 di Bali
Untuk diketahui, Barong Bangkung merupakan seni pertunjukkan di Bali yang bentuknya menyerupai babi dan dimainkan oleh dua orang.
Umumnya, Barong Bangkung ini berwarna hitam ataupun putih. Dalam tradisi Ngelawang ini menggunakan Barong Bangkung lantaran secara mitologi barong ini memiliki kekuatan magis, mengingat berwujud seperti babi besar yang sudah tua dan mukanya menyeramkan.
Menurut sejarah, Ngelawang ini muncul untuk mengembalikan ketenangan dan kedamaian di bumi, karena ada musibah dan bencana.
Tarian dan iringan musik ini diharapkan menjadi penghibur bagi manusia, sehingga mereka kembali damai sejahtera.
Ngelawang umumnya dilakukan oleh anak-anak dan remaja yang terdiri dari 8-15 orang. Dua orang sebagai penari dan yang lainnya sebagai penabuh gamelan.
Baca Juga: Link Live Streaming PSS Sleman vs Bali United, BRI Liga 1 3 November
Pada setiap rute yang dilewati, para penonton yang menyaksikan akan memberikan sedekah (punia) seikhlasnya sebagai imbalan dan rasa terima kasih.
Ngelawang dan Barong Bangkung ini tarian sakral yang dilaksanakan hanya setiap 6 bulan sekali, yaitu diantara Hari Raya Galungan dan Kuningan.
Alasan terbesar tradisi Ngelawang ini masih terus dilestarikan adalah karena memberikan vibrasi kesucian untuk menetralisasi alam semesta, menolak segala macam penyakit yang dapat mengganggu kehidupan manusia.
Kontributor: Kanita Auliyana Lestari
Berita Terkait
-
Ronaldo Tiba di Bali, Bertemu Timnas Indonesia
-
Tradisi Rewang: Tumbuhkan Sikap Gotong Royong di Era Gempuran Egosentris
-
Bojan Hodak Lega, Laga Lawan Bali United di BRI Liga 1 Ditunda PT LIB
-
Usai Terpidana Mati Mary Jane, 5 Napi Anggota 'Bali Nine' Dipertimbangkan untuk Dipindahkan ke Australia
-
Konsep Pidana di Indonesia Berubah Jadi Alasan 5 Anggota Bali Nine Akan Dipulangkan
Terpopuler
- Diminta Cetak Uang Kertas Bergambar Jokowi, Reaksi Bank Indonesia di Luar Prediksi: Kalau Gitu...
- Ragnar Oratmangoen Akui Lebih Nyaman di Belanda Ketimbang Indonesia: Saya Tidak Menonjol saat...
- Warga Jakarta Jangan Salah Nyoblos Besok, YLBHI Bongkar 'Dosa-dosa' Cagub Nomor Urut 2 Dharma Pongrekun
- Pelatih Jay Idzes: Saya Tidak Senang, Ini Memalukan!
- Pratiwi Noviyanthi Ditinggal Pengacara Usai Tak Mau Selesaikan Kisruh Donasi Pengobatan Agus Salim
Pilihan
-
Tak Ada Muka Jokowi, Ini Daftar Pahlawan di Uang Kertas Rupiah
-
Jelang Akhir Pekan, Harga Emas Antam Berbalik Merosot
-
Maskapai Rela Turunkan Harga Tiket Pesawat Selama Libur Nataru
-
Review Hidup Peternak Lele: Game Simulasi Bagaimana Rasanya Jadi Juragan Ikan
-
Jangan Lewatkan! Lowongan Kerja OJK 2024 Terbaru, Cek Syaratnya Di Sini
Terkini
-
Rencana Koster Setelah Mengunci Kemenangan di Pilgub Bali 2024 Nanti
-
Wilayah NTB Diperkirakan Hujan Sepekan Ke Depan, Udara Akan Sedikit Lebih Sejuk
-
Ada Potensi Pertumbuhan Awan Hujan Meningkat di Bali, BMKG Minta Waspadai Cuaca Ekstrem
-
7 Petugas TPS di Bali Tumbang, Asam Lambung, Keguguran Hingga 1 Orang Meninggal Dunia
-
Potret Luna Bijl, Kekasih Maarten Paes yang Juga Model Selingkaran Gigi Hadid