Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Sabtu, 04 November 2023 | 09:04 WIB
Ilustrasi Hujan (Pixabay)

SuaraBali.id - Hujan sudah mulai mengguyur beberapa daerah di NTB salah satunya Kota Mataram. Meksi belum secara merata, namun hujan yang turun disambut gembira oleh warga salah satu caranya yaitu dengan mandi hujan. 

Salah seorang warga Mataram, Mala mengatakan musim kemarau tahun ini dirasakan sangat panjang. Tidak hanya itu, cuaca ekstrem yang terjadi berdampak pada sakit kepala yang dirasakan.

“Alhamdulillah hujan sudah mulai turun. Tapi itu sudah beberapa hari yang lalu. Sekarang hanya rintik-rintik sebentar terus selesai,” katanya Jumat (3/11) siang saat ditemui media ini di rumahnya. 

Ia mengatakan, meski baru turun sekali tapi sangat dirasakan dampaknya, tanaman sudah mulai bersemi. Hujan yang turun diharapkan membawa berkah bagi semua.

“Kita senang sekali dan semoga ini membawa berkah,” katanya. 

Dia bersama keluarganya mandi hujan. Hal ini dilakukan sebagai bentuk kesenangannya menyambut musim tersebut.

“Karena senang saya biarkan mandi hujan,” katanya. 

Di balik kesenangannya karena hujan sudah mulai turun, Mala mengaku ada rasa kekhawatiran dengan kondisi tempat tinggalnya yang ada di pinggir sungai besar. Harus ada langkah antisipasi yang dilakukan sebelum hujan turun secara terus menerus. 

“Kita juga harus ada antisipasi. Terutama saya yang ada di pinggir sungai besar. Kalau hujan terus-terusan harus antisipasi ekstra,” ujarnya. 

Kadang-kadang sambungnya, air sungai Jangkuk yang ada di samping rumahnya meluap karena ketinggian air hingga batas maksimal. Langkah antisipasi yang dilakukan saat ini yaitu dengan bersih-bersih sungai dengan mengangkat sampah yang ada. 

“Memang dari kemarin-kemarin air sungai ini kan surut sebelum hujan. Sampah banyak yang mengendap dan kami khawatir nanti begitu air datang nanti bisa meluap,” ungkapnya. 

 Ia berharap, hujan kembali turun lagi seperti musim-musim sebelumnya. Dimana, ketika musim tiba maka setiap hari akan turun hujan. “Kita berharap normal kembali kayak tahun-tahun sebelumnya,” harapnya. 

Sementara itu, Asissten II setda Kota Mataram, Miftahurrahman mengatakan pembersihan saluran yang dilakukan tidak saja jelang musim hujan namun secara rutin dari awal tahun. Dengan melihat aktivitas masyarakat, sampah di sungai masih banyak diangkut petugas. 

“Produksi sampah ini tidak bisa dihindari setiap hari. Kita saja memproduksi sampah setiap hari dan tidak bisa dihindari. Itu kondisi perkotaan,” katanya. 

Sampah yang diangkut oleh petugas kata Plt Kepala Dinas PUPR ini, tidak saja yang dibuang oleh masyarakat di Kota Mataram melainkan juga kiriman. Apalagi pada musim hujan, banyak sampah yang terbawa arus sungai. 

“Apalagi sampah yang terbawa hujan melalui sungai, saluran dan ditambah lagi sekitar maka akan terjadi penumpukan. Tapi intinya pasukan biru PUPR selalu sigap dalam mengantisipasi titik-titik yang numpuk di saluran,” tegasnya. 

Misalnya sampah yang ada di sungai Ning, petugas PUPR Kota Mataram rutin melalui pemantauan. Bahkan saat ini sudah dipasangkan jaring bersih dan rutin dilakukan pengangkutan. 

“Kita sudah buatkan jaring sampah. Dan itu bagian dari cara kita untuk mengurangi sampah untuk mengalir. Selain itu, sampah ini dimana titik sebenarnya,” ungkapnya.


Kontributor: Buniamin

Load More