SuaraBali.id - Maraknya pelanggaran yang dilakukan turis Rusia di Bali membuat banyak pihak geram, tak terkecuali Ketua Umum Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi B Sukamdani yang dikenal sebagai bos hotel.
Dilansir dari beritabali.com – jaringan suarabali.id, ia menyebut bahwa turis Rusia kerap bikin onar di Bali dalam beberapa waktu terakhir. Ia pun menyebutkan daya beli turis Rusia yang tak bagus dibandingkan sebelum perang di negaranya.
"Daya beli nggak bagus, sekarang nggak bagus. Nggak ada duit mereka. Dulu sebelum perang iya uangnya banyak, sekarang nggak ada uangnya, justru jadi gembel, cari kerjaan orang lokal, dia nggak ada uang," katanya, Rabu (12/4/2023).
Kini menurutnya kondisi diperparah dengan banyaknya WNA yang mulai mengambil alih lahan pekerjaan tenaga lokal. Seperti diketahui di media sosial marak WNA yang menawarkan jasa seperti fotografer, perias, pelatih motor hingga dokter.
Menurut Hariyadi kondisi ini semakin memperparah kekeasalan masyarakat terhadap turis Rusia.
Ia pun membandingkan kelakuan turis Australia yang dikenal sudah lama banyak berwisata di Bali. Kendati juga banyak melakukan pelanggaran namun lebih sopan ketimbang turis asal Rusia.
"Turis Australia nggak (berulah) banget. Turis Rusia yang masalah. Sebandel-bandelnya Australia masih lebih sopan. Rusia itu bener-bener masalah," tegasnya.
Menurutnya tamu lain pun kerap gerah dengan kelakukan turis Rusia yang bikin onar. Oleh sebab itu aturan deportasi menurutnya bisa diterapkan.
"Solusinya deportasi, sekarang orang Bali galak juga, lebih baik dideportasi aja," sebut Hariyadi.
Baca Juga: Sempat Membuat Ni Luh Djelantik Meradang, Bule Rusia Bugil di Pohon Ditangkap
Soal pelanggaran turis Rusia, baru-baru ini seorang bule perempuan dengan tanpa busana juga berpose di pohon kayu putih yang dikeramatkan di Tabanan.
Diketahui perempuan ini berasal dari Rusia dan kabarnya sudah ditangkap pihak Imigrasi.
Sebelumnya, Gubernur Wayan Koster juga sudah berkirim surat kepada Kementerian Hukum dan HAM dengan tembusan ke Kementerian Luar Negeri untuk mencabut layanan Visa on Arrival (VoA) bagi WNA Rusia dan Ukraina. Hal ini akibat maraknya bule Rusia yang berulah di Pulau Dewata.
Berita Terkait
-
Djakarta Warehouse Project 2025 Hadir dengan 67 Artis dan Pengalaman 10 Hari di GWK Bali
-
Ketika Kuliner Bali Menyatu dengan Alam: Perpaduan Rasa, Budaya, dan Kemurnian
-
Tanggapi Kekalahan Borneo FC dari Bali United, Bojan Hodak: Saya Kepikiran Persija
-
Strategi Jitu Johnny Jansen yang Sukses Hentikan 11 Kemenangan Beruntun Borneo FC
-
Rekor Kemenangan Borneo FC Dihentikan Bali United, Kadek Agung Jadi Pembeda
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
5 SUV Paling Laris Akhir 2025: Dari Hybrid Canggih Sampai Harganya 200 Jutaan
-
7 Jenis Heels Populer Bikin Kakimu Jenjang dan Elegan
-
5 Maskara Andalan Bikin Mata Hidup Maksimal
-
Eropa Kekurangan Tenaga Produktif, Ini Syarat Agar Anda Bisa Jadi Pekerja Migran
-
Santunan dan Pemulangan Jenazah WNI Korban Kebakaran Hongkong Ditanggung Pemerintah