Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Jum'at, 18 November 2022 | 17:25 WIB
Hotman Paris, kuasa hukum tersangka kasus dugaan penyalahgunaan narkotika Irjen Teddy Minahasa saat menyampaikan keterangan kepada awak media di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (18/11/2022). (Suara.com/Yasir)

SuaraBali.id - Hotman Paris Hutapea yang kini menjadi pengacara Irjen Teddy Minahasa menyebut pesan WhatsApp yang dikirimkan kliennya soal perihal menukar barang bukti narkoba dengan tawas hanya bercanda.

Menurut Hotman Paris, hal itu juga tidak ada kaitannya sama sekali dengan penukaran.

“Itu ada tanda emoticon. Itu adalah sekedar canda dan tidak ada kaitannya sama sekali dengan benar-benar dilaksanakan penukaran,” ujar Hotman di Mapolda Metro Jaya, Jumat (18/11/2022).

Ia menuturkan bahwa pemusnahan barang bukti narkotika seberat 35 kg tersebut sudah tercantum dalam berita acara yang disaksikan banyak orang dan media, sehingga tidak bisa dibantah lagi.

“Karena di berita acara, semua menyaksikan pada saat pemusnahan 35 kg, ada semua barangnya, ada berita acaranya. Itu sudah tidak bisa dibantah lagi,” ucapnya.

Soal pesan WhatsApp, menurut Hotman Paris, pesan itu berisi emotikon dan hanya candaan untuk mengetes anak buah Teddy Minahasa.

Selain itu menurut Hotman Paris, tidak ada saksi yang mengatakan tawas tersebut diganti dengan narkob.

“Itu biasa begitu pimpinan mengetes anggota, itu biasa begitu pimpinan mengetes,” tuturnya.

“Dan ternyata tidak ada satu saksi pun mengatakan bahwa tawas itu diganti dengan narkoba,” jelasnya.

Diketahui, Irjen Teddy Minahasa ditetapkan sebagai tersangka kasus peredaran gelap narkoba. Ia diduga menjadi pengendali penjualan narkoba seberat lima kilogram.

Selain Teddy, ada empat anggota polisi yang juga berstatus tersangka. Yakni, AKBP Dody yang merupakan mantan Kapolres Bukittinggi, mantan Kapolsek Kalibaru Kompol KS, personel Satuan Reserse Narkoba Polres Metro Jakarta Barat Aiptu J, dan personel Polsek Kalibaru Aipda A.

6 tersangka lain adalah warga sipil juga ditetapkan sebagai tersangka. Masing-masing berinisial HE, AR, L, A, AW, dan DG.

Para tersangka dijerat Pasal 114 ayat (3) sub Pasal 112 ayat 2 Jo Pasal 132 ayat (1) Jo Pasal 55 UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

Load More