SuaraBali.id - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut bahwa sejak peredaran obat dalam bentuk sirop dilarang, kasus gagal ginjal akut pada anak menurun drastis.
Hal tersebut disampaikan Menkes di sela-sela pertemuan Kementerian Kesehatan G20 di kawasan Jimbaran, Badung, Bali pada Jumat (28/10/2022).
Sejak peredaran obat sirop ditahan sejak 18 Oktober lalu, kasus baru gangguan ginjal pada anak disebut menurun drastis.
“Begitu kita setop peredaran siropnya, itu bisa menurunkan secara drastis insiden yang masuk. Cipto (RSCM) yang biasanya masuk setiap hari sekarang tidak, Sanglah (RS Prof. Ngoerah) juga tidak,” ungkap Menkes Budi.
Menurut data terbaru Kemenkes, jumlah kasus saat ini ada di angka 269 penderita. Namun, sejak pelarangan sirop, disebut hanya ada penambahan tiga kasus di seluruh Indonesia.
Budi juga menegaskan bahwa antidotum, yang digunakan untuk mengobati gagal ginjal tidak memberikan efek samping apapun terhadap pasien gagal ginjal.
Menurut Menkes, tes antidotum menampilkan hasil yang positif.
Dari penjelasannya, obat antidotum gagal ginjal sudah diuji coba kepada 10 pasien di RS Cipto Mangunkusumo.
Hasilnya, 7 pasien disebut sudah sembuh total, sedangkan 3 pasien kondisinya tidak memburuk.
“Obatnya sudah ditemukan, obatnya sudah dites dari 10 orang anak yang kena di RSCM, 7 (pasien) itu totally sembuh dan 3 itu tidak memburuk. Karena penyakit ini memburuknya cepat sekali,” ungkap Menkes Budi.
Budi juga mengonfirmasi sedang menggelar kerja sama dengan Jepang untuk pengadaan antidotum. Sebelumnya, pemerintah juga telah mendatangkan 30 antidotum dari Singapura dan 16 dari Australia.
“Sekarang kita sudah dapat bantuan sari Singapura 30 (obat), dari Australia kita dapat 16 for free. Sekarang kita working dengan Jepang, mudah-mudahan kita bisa dapat 100 hingga 200,” tutur Budi.
Meski begitu, ia masih belum 100% mengiyakan jika penyebab gagal ginjal dipastikan berasal dari kandungan etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) pada obat.
“Very high probability dari sana (kandungan EG dan DEG), kita sudah periksa yang kena, ada senyawa kimia itu. Sudah biopsi ginjal, ada senyawanya. Sudah cek obat di rumahnya terbukti ada (obat yang dilarang),” ujar Menkes Budi.
Kontributor : Putu Yonata Udawananda
Berita Terkait
-
Trump Tunjuk Aktivis Anti-Vaksin Robert F. Kennedy Jr. Jadi Menteri Kesehatan!
-
Hati-hati! Ini Kebiasaan yang Dapat Merusak Ginjal
-
Prabowo Tak Ubah Posisi Menkes dan Wamenkes, PB IDI Bilang Begini
-
Jabat Menkes Lagi, Budi Gunadi Kejar Target Tiga Program Titah Prabowo, Apa Saja?
-
Mendorong Bali Menjadi Destinasi Utama Medical Tourism dengan Layanan Kesehatan Premium
Tag
Terpopuler
- Viral Maling Motor Beri Tips Agar Honda BeAT dan Vario Tak Dimaling
- Respons Geni Faruk Terima Hadiah dari Dua Menantu Beda 180 Derajat, Aurel Hermansyah Dikasihani
- Elkan Baggott Disuruh Kembali H-1 Timnas Indonesia vs Arab Saudi: STY Diganti, Lu Bakal Dipanggil
- Kejanggalan LHKPN Andika Perkasa: Harta Tembus Rp198 M, Harga Rumah di Amerika Disebut Tak Masuk Akal
- Timnas Indonesia Ditinggal Pemain Naturalisasi Jelang Lawan Arab Saudi, Siapa Saja?
Pilihan
-
Perbandingan Harga Pasaran Marselino Ferdinan vs Ole Romeny, Marceng Seharga 1 Tesla Cybertruck, Ole Bisa Beli 5
-
Selain Marselino Ferdinan, Ini 3 Selebrasi Ikonik Pemain Indonesia: Gaya Suster Ngesot
-
Evaluasi Negatif, Kereta Tanpa Rel di IKN Dihentikan
-
Bikin Iri! Gaji dan Tunjangan Lulusan D3 dan D4 STAN Tembus Jutaan Rupiah?
-
Mendag Ancam Distributor Minyak Goreng MinyaKita yang Jual di Atas HET
Terkini
-
De Gadjah dan Koster Berdebat soal Penyebab Maraknya Laporan Kasus Kekerasan Seksual di Bali
-
Berencana Menjadi Tukang Kayu di Afrika, 3 WNI Asal Jawa Timur Ini Gagal Dapat Paspor
-
Desa Adat di Bali Didorong Untuk Membuat Perarem Anti Kekerasan Seksual
-
Penyidikan Kasus Penari Erotis di Mataram Dihentikan, Polisi Ungkap Alasannya
-
Stan Australia Akan Dibuka di Festival Universitas Udayana, Buka Peluang Studi Internasional