
SuaraBali.id - Tradisi bertarung antara laki-laki menggunakan tangan kosong. Tanpa alat pelindung di badan. Kecuali menggunakan 'cancut'. Pelindung alat kemaluan dari sarung yang dillit dan diikat.
Dalam masyarakat Lombok dikenal dengan 'Belanjakan'. Tradisi ini sudah turun-temurun digelar. Guna menempa mental kaum laki-laki dan sebagai wadah silaturahmi.
Belanjakan ini juga sebagai olahraga tradisional mengadu kekuatan fisik menggunakan teknik tendangan, bantingan, tepisan, dan kuncian.
Ketua Panitia Festival Belanjakan di desa Masbagik, Kecamatan Masbagik, Lombok Timur, Mirzanil Hamdi mengatakan, tradisi ini patut dilestarikan. Sebagai wadah menempa mental kaum laki-laki.
Baca Juga: 495 Liter BBM Solar di Lombok Tengah Disimpan di Dalam Rumah
![Pepadu atau petarung saat beradu fisik dalam olahraga tradisional belanjakan di Desa Masbagik, Lombok Timur, Minggu (11/9/2022) [Suara.com/Toni Hermawan]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/09/11/92933-tradisi-blanjakan.jpg)
Bukan hanya itu, tradisi Belanjakan sudah dilakukan sejak zaman dahalu oleh masyarakat Lombok. Untuk mencari prajurit atau pepadu untuk mengusir penjajah di Pulau Lombok.
"Alhamdulillah kami disupport oleh anggota dewan di Masbagik dan langsung dari provinsi," katanya di sela-sela festival, Minggu sore (11/9/2022).
Tradisi ini, kata Mirzanil, pada zaman dulu digunakan sebagai wadah mencari petarung-petarung sejati. Selanjutnya direkrut menjadi prajurit untuk berperang mengusir penjajah di tanah Lombok.
"Hasil penelitian memang Belanjakan pada zamana dulu digunakan untuk mencari para petarung yang kuat fisik dan mental," tambahnya.
Setelah merdeka, kata Mirzanil, Belanjakan juga sebagai olahraga tradisional antara dua orang laki-laki. Biasanya digelar setelah musim panen.
Tempatnya pun beragam, mulai dari pinggir sungai hingga di atas tanah sawah yang lapang. Biasanya dilakukan pada sore hingga malam hari. Sebagai permainan untuk menunggu waktu malam.
"Olahraga ini semoga banyak dikenal masyarakat," harapnya.
Mirzanil berharap tradisi tahunan ini dapat terus digelar dan berharap peran serta pemerintah provinsi. Untuk tetap melestarikan tradisi dan mengenalkan tradisi belanjakan di kancah nasional hingga internasional.
"Kami berharap semoga menjadi event nasional," pungkasnya.
Kontributor: Toni Hermawan
Berita Terkait
-
Dari Reruntuhan ke Harapan: Kisah Jayadi, Penyintas Gempa Lombok yang Menginspirasi
-
Brantas Abipraya Sokong Masa Depan Energi Hijau: Bangun PLTM Pandanduri Lewat Anak Usahanya
-
8 Tahun Besarkan Keponakan, Ibu di Lombok Malah Dituduh Gelapkan Uang, Padahal Buat Biaya Hidup Anak
-
Pura Batu Bolong, Wisata Religi di Tepian Pantai Senggigi Lombok
-
Patrick Kluivert Kirim Utusan Temui Pemain Keturunan Lombok di Italia Buat Lawan China
Terpopuler
- Selamat Datang Shin Tae-yong! Tak Sabar Bertemu di Bali Jelang TC Timnas Indonesia
- Selamat Tinggal Ole Romeny dan Marselino Ferdinan, Bos Oxford Kasih Isyarat
- Pemain Asing PSM Makassar: Sepak Bola Indonesia Hanya Cocok untuk Cari Uang, Bukan Main Serius
- Selamat Datang Mauro Zijsltra! Mau Sumpah WNI Timnas Indonesia Debut di Tim Senior FC Volendam
- 7 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 6 GB Terbaik Mei 2025
Pilihan
-
Mobil Listrik Polytron G3 Diluncurkan: Harganya di Bawah Rp 300 Juta, Baterai Pakai Sistem Sewa
-
Olok-olok Sepak Bola Indonesia, Erick Thohir 'Usir' Yuran Fernandes
-
Kapolres Sragen Garansi Hukuman Berat Predator Anak, Pasal Berlapis Menanti Guru Agama Bejat
-
Terungkap Modus Guru Agama di Sragen Cabuli Siswi SD, Berawal dari Kegiatan Ini
-
Sragen Gempar! Guru Agama Bejat Cabuli Siswi SD 21 Kali di Kelas
Terkini
-
Link Dana Kaget Sesi Malam Untuk Jajan Bila Lapar Sebelum Tidur
-
Luna Maya 'Lepas Lajang' Raline Shah Kini Jadi Pegangan Para Single yang Belum Dilamar
-
Maxime Bouttier Izin Boyong Koleksi Anime Karena Akan Tinggal di Rumah Mewah Luna Maya
-
BRI Berikan Rp632,22 Triliun Kredit Mikro untuk Dongkrak Ekonomi Rakyat Kecil
-
Link DANA Kaget Untuk Healing Tipis-tipis Setelah Menghadapi Senin yang Sibuk